Musik dan Tari

Assalamualaikum Pak Joban, Kemarin saya membaca sebuah artikel bahwa pelajaran musik & tari diusia pendidikan dasar (TK-SD) juga dimaksudkan untuk mengetahui kepekaan telinga dan syaraf gerak anak.

Dari pelajaran tsb, guru bisa memantau apakah anak didiknya normal ataukah memiliki kelainan alat indera maupun syaraf yg berhubungan dg pendengaran dan motorik. Misalnya, seorang anak yg tidak bisa mengikuti irama, bisa diselidiki lebih jauh apakah anak tsb:- syaraf motoriknya lemah- tidak bisa mendengar dg baik- ada ketidak imbangan antara apa yg dia dengar dg suara yg sesungguhnya Menurut Bapak, bagaimana kita (ortu & pendidik) sebaiknya memadukan tujuan pemantauan perkembangan anak ini dg anjuran untuk "menghindari"musik dan tari? JAK.Wassalam,

Jawaban
Assalamualaikum
Pertama saya kira itu baru merupakan suatu pendapat. Mungkin ada cara lain yang bisa mencapai tujuan yang sama, yaitu mengetahui kepekaan telinga dan syaraf anak. Misalnya dg diperdengarkan ayat-ayat Qur'an yang dibacakan oleh Qari yang suaranya merdu, atau alunan qhasidah yang berisikan pujian dan penyanjungan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Kedua dalam Islam segala sesuatu yang akan menjauhkan kita dari Allah, maka hendaknya dihindarkan. Saya yakin musik dan tari-tarian tidak akan mendekatkan seorang kepada Allah SWT. Dan kedua-duanya termasuk yang paling disenangi oleh shetan.

Umur TK dan SD adalah umur yang penting untuk membina jiwa anak. Jiwa mereka seperti semen. Terserah kita mau dibentuk apa saja. Sebgai orang tua kita harus betul-betul hati-hati. Banyak orang tua yang menyesal setelah anaknya dewasa dan mepunyai karekter dan moral yang jauh dari moral yang Islami.
Hal itu karena mereka mengampangkan apa yang dilakukan oleh anaknya ketika masih berumur dini, dengan alasan ‘ah kan masih kecil, belum tahu apa-apa’. Padahal anak dari kecil sudah tahu dan mengerti.

Anak itu lahir dalam keadaan suci dan beresih seperti fitrah manusia. Maka tugas orang tua adalah menjaga kesucian itu. Segala sesuatu yang diperkirakan akan mengotori fitrahnya, harus dijauhkan.

Wallahu ‘alam
Mohamad Joban

Comments

Popular posts from this blog

Doa Majelis

Kupenuhi PanggilanMu ya Allah

Jodohku-Dibalik Perjuangan Seorang Ibu "Titi Marsutji Binti Iskak" (Part 3)