Posts

Showing posts from December, 2008

Menikmati Kesegaran Ibadah

Tadzkirah ini diambil dari artikel www.dakwatuna.com , oleh Muhammad Nuh. Menelusuri jalan hidup kadang tak ubahnya seperti pengembara yang berjalan di tengah terik. Haus dan melelahkan. Andai ada air segar yang tersaji di tiap persinggahan. Andai tiap orang sadar kalau air segar itu adalah ibadah di tiap persinggahan kesibukan.Ada yang aneh dari sudut pandang Aisyah r.a. terhadap tingkah suaminya, Rasulullah saw. Ia terheran ketika mendapati Rasul yang begitu menikmati shalat sunnah hingga kakinya bengkak. Apa beliau tidak merasakan sakit itu?Aisyah pun mengatakan, “Kenapa kau lakukan itu, ya Rasulullah? Bukankah Allah telah mengampuni dosa- dosamu yang dulu dan akan datang?” Dengan ringan Rasul menjawab, “Tak patutkah aku untuk menjadi hamba Allah yang senantiasa bersyukur!” Kenikmatan beribadah. Itulah yang dirasakan Baginda Rasulullah saw. ketika sedang shalat. Sedemikian nikmatnya, hingga rasa sakit dari bengkak kakinya tak lagi terasa. Beliau seperti tak ingin menyudahi

Menikmati Kesegaran Ibadah

Tadzkirah ini diambil dari artikel www.dakwatuna.com , oleh Muhammad Nuh. Menelusuri jalan hidup kadang tak ubahnya seperti pengembara yang berjalan di tengah terik. Haus dan melelahkan. Andai ada air segar yang tersaji di tiap persinggahan. Andai tiap orang sadar kalau air segar itu adalah ibadah di tiap persinggahan kesibukan.Ada yang aneh dari sudut pandang Aisyah r.a. terhadap tingkah suaminya, Rasulullah saw. Ia terheran ketika mendapati Rasul yang begitu menikmati shalat sunnah hingga kakinya bengkak. Apa beliau tidak merasakan sakit itu?Aisyah pun mengatakan, “Kenapa kau lakukan itu, ya Rasulullah? Bukankah Allah telah mengampuni dosa- dosamu yang dulu dan akan datang?” Dengan ringan Rasul menjawab, “Tak patutkah aku untuk menjadi hamba Allah yang senantiasa bersyukur!” Kenikmatan beribadah. Itulah yang dirasakan Baginda Rasulullah saw. ketika sedang shalat. Sedemikian nikmatnya, hingga rasa sakit dari bengkak kakinya tak lagi terasa. Beliau seperti tak ingin menyudahi komunikas

Berlomba menjadi yang terbaik

Berlomba menjadi yang terbaik diambil dari www.warnaislam.com Dalam keseharian kita, kita senantiasa dituntut untuk berkompetisi dan berlomba, menjadi orang yang terdepan dan terbaik. Kehidupan dunia adalah ajang berlomba dan berkompetisi, berkompetisi menjadi yang terbaik. Orang yang tidak sanggup berkompetisi akan keluar dari lapangan dan tertinggal jauh. Dan hanya orang yang meraih juara atau orang yang paling cepat sampai ke finish yang berhak mendapatkan piala dan penghargaan. Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apa pun), Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, Mereka itu bersegera (berlomba) untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.

Pengemis Buta Dan Rasulullah SAW

Email dari seorang teman Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, "Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya makakalian akan dipengaruhinya" . Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yangdibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat. Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakniAbubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidakbukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, "

Muhammad SAW sewaktu....kehilang an ibundanya

dari blog seorang teman....... Ketika nabi Muhammad dan Aminah menuju perjalanan ke Yastrib untuk berziarah ke makam Abdullah bin Abdul Muthalib.... .tiba tiba ada angin yang besar seperti topan badai.... "Karena topan yang besar ..Aminah merasakan tubuhnya lemas lunglai...sakit mulai merambah pada seluruh tubuhnya.... .dan rombongan penziarah pun dihentikan untuk menunggu badai ." Muhammad saw pada mulanya tidak bersedih karena kelelahan yang tampak diwajah ibunya. Dia berharap rasa sakit ibunya segera hilang setelah angin topan itu reda. Adapun Aminah, dia merasa bahwa rasa lemah dan lelah itu adalah ajal yangg telah tertulis. Dia memeluk erat dan mencium anaknya yang semata wayang. Air menetes dari kedua matanya membasahi pipinya dan membasahi pipi anaknya. Yang ia cium dari kasih sayang seorang ibu. Muhammad menghapus air mata ibunya dg tangan yang lembut sambil menikmati kasih sayang berlimpah yang menyembunyikan kecemasan dalam dirinya.Tiba-tiba kedua lengan Aminah terl