Posts

Showing posts from 2014

Skenario Allah memang Indah

Skenario Allah Memang Indah.. “Barang siapa yang tidak ridha terhadap ketentuan-Ku, dan tidak sabar atas musibah dari-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku.” (HR. Bukhari dan Muslim) Berbahagialah menjadi seorang Muslim. Di saat cobaan datang bertubi-tubi, seorang Muslim diajarkan bagaimana mengelola hati sehingga hatinya tetap  sabar  dan yakin akan hadirnya sentuhan hangat tangan Sang Khalik. Di saat nikmat turun dari langit, seorang Muslim diajarkan bagaimana menata hati sehingga hatinya senantiasa  bersyukur  dan menepis jauh dari kemungkinan munculnya dengki. Terkadang kita selalu berpikir, mengapa seringkali terjadi hal-hal yang tak sesuai dengan harapan kita. Plot cerita yang telah dirancang sebelumnya seringkali tidak berjalan mulus dikarenakan hadirnya hal-hal di luar kendali kita. Tak jarang diri ini tak kuasa menahan emosi yang muncul. Tapi di situlah letak nikmat ujian dari Nya. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)

Sholat Jumat sebelum masuk waktu Dzuhur

Jum'atan hari ini sedikit berbeda dengan jumatan sebelumnya. Atau lebih tepatnya sangat berbeda dengan sekali dengan jumatan sebelumnya atau jumatan di tempat-tempat lain. Saya dan kawan-kawan memang selalu sholat jumat bersama orang-orang teluk alias orang Arab saudi. Ya terang saja, toh lembaga ini punya kerajaan Saudi. Jumatannya sama seperti yang lain hanya saja azannya satu kali. Namun azan satu kalipun ini sudah menjadi barang yang biasa, bukan asing lagi bagi para kaum muslim Indonesia, Jakarta khususnya. Namun jumatan kali ini benar-benar berbeda. Kenapa? Karena selesainya, jam masih menunjukkan pukul 12.13. bukan karena khutbah yang singkat atau sholat yang cepet. Lalu kenapa? Pasalnya sholat jumat kali ini dimulai pukul 11.43 wib (sholat jumat dimulai dengan naiknya khotib ke mimbar kamudian sang muazdin mengumandangkan azan) Berarti sholat jumatnya dilakukan sebelum masuk waktu sholat zuhur dong? Padahal kan sholat jumat mulainya pas masuk sholat zuh

Berkata yang Baik atau Diam

Image
BERKATA YANG BAIK ATAU DIAM By Nopindra Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah bersabda : "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya". (HR. Bukhari dan Muslim) Penjelasan : Kalimat "barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat", maksudnya adalah barang siapa beriman dengan keimanan yang sempurna, yang (keimanannya itu) menyelamatkannya dari adzab Allah dan membawanya mendapatkan ridha Allah, "maka hendaklah ia berkata baik atau diam" karena orang yang beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya tentu dia takut kepada ancaman-Nya, mengharapkan pahala-Nya, bersungguh-sungguh melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Ya

Nikmatnya bersahabat dengan kesendirian

From: VOA-Islam (Syahidah).   Hingar  bingar dunia seringkali melenakan manusia. Keindahannya dibalut dalam keramaian yang penuh dengan kepentingan. Bagi yang tiada terbiasa, begitu kesendirian itu tiba, sejenak mereka akan merasa terpojok pada keadaan yang sangat menjemukan. Tapi justru sebenarnya disanalah nikmat itu berada. Kasih sayang Allah menanti kita untuk mendekat. Semua tergantung kepada keputusan diri kita untuk menyambutnya atau tidak. Bahkan batinpun butuh istirahat, butuh nutrisi lebih untuk menahkodai langkah kita selalu menuju jalan yang benar. Mereka butuh sejenak, untuk mereview laporan kebaikan dan kebandelan kita sebagai “anak buahnya”, kepada Allah SWT. Ternyata kesendirian membawa nikmat bagi hati hati yang merasa tiada pernah sendiri. Ternyata kesedirian tak selamanya mematikan. Tanyalah kepada para pecinta malam yang terhanyut dalam sholat dan keintiman dengan Robb mereka. Betapa nikmatnya karunia sebuah air mata itu. Air mata penyesalan dan permohonan kea

Agar Musibah Mengundang Rahmat

Oleh: Ust. H. Ahmad Yani, MA Setiap manusia di Dunia ini pasti pernah melewati masa-masa ujian dari Allah SWT. Beragam ujian yang dialami manusia di Dunia menjadi sarana yang membuktikan sejauh mana kesabaran, kerelaan dan penerimaannya terhadap ketetapan Allah SWT. “ Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya ”. (QS. Al-Mulk: 2). Nilai dan derajat yang membedakan seseorang yang tertimpa musibah terletak pada bagaimana ia menyikapinya. Menurut Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, kondisi seseorang yang tertimpa musibah -yang tidak mungkin dihindari kejadiannya seperti wafat seorang anak, sakit, kehilangan harta dan seterusnya- terbagi kepada empat tingkatan: 1.      Tingkatan lemah. 2.      Tingkatan sabar, baik karena Allah SWT, maupun lantaran menjaga kehormatannya. 3.      Tingkatan ridha. 4.      Tingkatan syukur. ( Bekal orang-orang sabar, hal. 81 ). Pertama , tingkatan lemah. Maksudnya tidak menerima kondis

Tingkatan ujian seorang mukmin

Di ambil dr internet AV blogspot Dalam kehidupan, misalnya ketika bersekolah, semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin tinggi tingkat ujian, artinya semakin tinggi tingkat kesulitan untuk bisa lulus melewati ujian tersebut. Dan kelulusan tersebut merupakan tanda bahwa pelajaran yang dipelajari benar-benar difahami dan diterapkan. Ujian tersebut juga akan dialami oleh seseorang yang bergelar mukmin, yakni manusia yang mengaku bertaqwa kepada Allah swt. Karena ujian tersebutlah yang menjadi pertanda bahwa manusia tersebut benar-benar beriman dan bertaqwa ataukah tidak. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan : ‘ Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi (2) Dan sesunggunya KAMI telah menguji orang2 yang sebelum mereka, maka sesungguhnya ALLAH mengetahui orang2 yang benar dan sesungguhnya DIA mengetahui orang2 yang dusta (3).”  (Al-Qur’an, surat Al – Ankabuut (29), ayat 2-3). Namun tentunya,

Sabar dalam menghadapi musibah

Sabar dalam menghadapi musibah atau cobaan merupakan tingkatan sabar yang paling sulit. Setiap orang yang beriman bisa saja bersabar dalam menunaikan kewajiban dan menahan diri dari berbagai larangan, namun untuk menghadapi ujian dari Allah tak semua mampu melakukannya. Sabar dalam mengahapi musibah memang sangat berat. Hanya orang-orang terpilih yang sanggup melakukannya, seperti para utusan Allah, para nabi, para sahabat, tabi’in, dan para ulama serta kekasih-Nya. Di antara utusan Allah yang paling terkenal dengan kesabarannya adalah Nabi Ayub. Nabi Ayub adalah seorang nabi yang kaya-raya. Ia memiliki unta, lembu, domba, kuda dan keledai delam jumlah yang sangat banyak. Tak seorang pun di Syam dapat menyaingi kekayaan Nabi Ayub. Selain kaya, ia juga memiliki akhlak atau pekerti yang mulia. Ia tidak pernah meninggalkan kewajiban yang diperintahkan Allah kepadanya. Ia sangat pandai bersyukur kepada Allah dan lidahnya tidak pernah berhenti berzikir kapan dan di mana pun. Ia juga sa