Posts

Showing posts from November, 2007

Tentang Nazar

Saya ingin bertanya tentang kasus di bawah ini : Ada 3 bersaudara, sebut saja A,B dan C. Suatu ketika C sakit hingga kondisinya kritis. Alhamdulillah beberapa bulan kemudian C sembuh seperti sedia kala. Ternyata tanpa sepengetahuan A, saat si C sakit, si B telah bernadzar akan menyembelih 2 ekor kambing jika si C sembuh. Sampai saat ini si B belum memenuhi nadzarnya karena alasan ekonomi. Si A bermaksud mengambil sebagian tanggung jawab memenuhi nadzar tersebut dengan menyumbang 1 ekor kambing, dengan demikian si B hanya perlu menyembelih 1 kambing saja. Apakah cara tersebut diperbolehkan? Terima kasih sebelumnya atas jawaban pencerahannya, Pak Ustadz. Wassalamualaykum wrwb MMArkansas Jawaban Assalamualaikum Pertama Nazar adalah termasuk ibadah yang wajib dilaksanakan. Namun kalau orang yg bernazar itu tidak mampu, dia boleh untuk menangguhkan nazar sampai dia mampu. Kalau ada orang lain yang bisa memenuhi nazarnya boleh saja, dan hutang nazar orang itu selesai. Naumun kalau nazarnya b

Cara Makan Sehat ala Rasul SAW

Sumber : http://bangdha. multiply. com/journal/ item/1 (Abdul Hadi Rabudin) "Min shorihil iman, ahibbu ma yuhibbuhurrosul SAW." Demikian Prof. Dr. Musthofa Romadlon memulai ceramahnya. Beliau menyitir ucapan salah seorang tokoh pergerakan tersebut, untuk memuqoddimahi muhadlorohnya tentang "ghidza`unnabiy", atau menu dan tatacara makan Rasulullah SAW, di Wisma Nusantara tempo hari. Saya pribadi berpendapat bahwa acara tersebut merupakan salah satu yang paling ilmiah yang pernah saya temui, karena tujuannya sangat spektakuler; menghidupkan sunnah Rasulullah yang hampir dilupakan orang! Dalam setiap aktifitas dan pola hidupnya, Rasulullah memang sudah disiapkan untuk menjadi contoh teladan bagi semua manusia., termasuk dalam hal pola makan. Memang sih, hanya urusan makanan. Tetapi kalau dengan pola makan tersebut, Rasulullah kemudian memiliki tubuh yang sehat, kuat, dan sanggup mengalahkan para pegulat, tampaknya kita harus mikir lagi untuk mengatakan hanya. Ini buk

Perlukah Memuji Seorang Anak?

Perlukah Memuji Seorang Anak? Senin, 17-September-2007, 06:27:40 Sudah menjadi fitrahnya, bahwa semua manusia senang dipuji dan marah jika dicaci-maki. Begitu juga dengan anak kecil, ia akan lebih bersemangat mengerjakan sesuatu jika ia selalu mendapat pujian atas segala sesuatu perbuatan baik yang dilakukannya, terlebih jika anak tersebut telah menuai prestrasi di sekolah. Oleh: Marlis Suryadi, Dosen IBD STIA LPPN Padang Oleh sebab itu, orangtua jangan pelit memberi pujian bagi anak-anaknya, karena berperan membentuk perilaku, pujian juga mendorong anak untuk mencoba melakukan kegiatan-kegiatan baru serta mengembangkan rasa percaya diri anak. Sebagai mana yang dijelaskan Prof. Dr. Zakiah Daradjat dalam sebuah acara televisi beberapa waktu lalu bahwa kalau anak berbuat baik dan dipuji, maka itu akan mendorong untuk melakukan yang lebih baik lagi. Jika anak dicela, itu akan mengecilkan hatinya. Kalau prestasi seorang anak memang bagus dan pantas mendapat pujian, pujilah anak itu secara

Etika Allah dan Rasulullah dalam menegur

Assalamualaikum Untuk menjawab pertanyaan Bagamana etika Allah SWT dan Rasulnya (SAW) dalam menegur. Misalnya ketika Allah mengeritik atau menegur sikap Rasulullah SAW yang mengacuhkan kedatangan orang buta (Abdullah ibn Maktum), yang datang untuk belajar tentang Islam. Rasululllah ketika itu sedang berdawah dihadapan pemuka-pemuka Quraish, dimana beliau (SAW) berpendapat bahwa kalau mereka ini masuk Islam, maka Islam akan kuat dan banyak pengikut mereka nantinya mausuk Islam. Sedangkan orang buta ini tidak punya pengikut, kalau masuk Islam hanya dia saja yang masuk. Namun Allah SWT menegrunya sikap beliau itu. Tapi lihat bagaimana cara Allah SWT menegur beliau: “Dia bermuka masam dan berpaling, [2] karena telah datang seorang buta kepadanya.” (Abasa 1-1) Biasanya seorang Boss kalau menegur bawahannya itu dengan redeksi lansung dengan menggunakan kata-kata… ‘Kamu’ misalnya. Kan mestinya ayat itu berbunyi “Oh Muhammad kenapa mukanmu masam dan berpaling ketika… “ Tapi Allah mengguanak

Berdekat-dekatlah dengan AlQuran

Muhammad Nuh “Orang yang dalam dadanya tidak ada sedikit pun dari Alquran, ibaratrumah yang bobrok.” (HR. At-Tirmidzi)Maha Bijaksana Allah swt. yang menciptakan kehidupan dengan segala kelengkapannya. Laut yang luas dengan segala kandungannya. Langit yangbiru dengan gemerlap hiasan bintang-bintangnya. Dan kehidupan manusia dengan kelengkapan aturan dan rambu-rambunya. Berdekat-dekatlah dengan Al-Quran, hati akan memperoleh kesegaran. Hati sebenarnya mirip dengan tanaman. Ia bisa segar, layu, dan kering.Karena itu, hati butuh sesuatu yang bisa menyuburkan: siraman air yang menyejukkan, kehangatan matahari yang menguatkan, dan tanah gembur yang banyak makanan.Untuk hati, siraman air adalah cahaya Al-Quran, kehangatan matahari adalah nasihat, dan tanah gembur merupakan lingkungan yang baik. Hati yang selalu dekat dengan Al-Quran bagaikan tanaman yang tumbuh disekitar mata air nan jernih. Ia akan tumbuh subur dan kokoh.Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah suatu kaum b