Perlukah Memuji Seorang Anak?
Perlukah Memuji Seorang Anak?
Senin, 17-September-2007, 06:27:40
Sudah menjadi fitrahnya, bahwa semua manusia senang dipuji dan marah jika dicaci-maki. Begitu juga dengan anak kecil, ia akan lebih bersemangat mengerjakan sesuatu jika ia selalu mendapat pujian atas segala sesuatu perbuatan baik yang dilakukannya, terlebih jika anak tersebut telah menuai prestrasi di sekolah.
Oleh: Marlis Suryadi, Dosen IBD STIA LPPN Padang
Oleh sebab itu, orangtua jangan pelit memberi pujian bagi anak-anaknya, karena berperan membentuk perilaku, pujian juga mendorong anak untuk mencoba melakukan kegiatan-kegiatan baru serta mengembangkan rasa percaya diri anak.
Sebagai mana yang dijelaskan Prof. Dr. Zakiah Daradjat dalam sebuah acara televisi beberapa waktu lalu bahwa kalau anak berbuat baik dan dipuji, maka itu akan mendorong untuk melakukan yang lebih baik lagi. Jika anak dicela, itu akan mengecilkan hatinya.
Kalau prestasi seorang anak memang bagus dan pantas mendapat pujian, pujilah anak itu secara verbal. Pendapat senada juga disampaikan Ika Pambajeng, psikolog bagian psikitri RSCM. Menurutnya, pujian adalah salah satu cara untuk membentuk perilaku.
Kalau orang melakukan sesuatu yang baik, supaya perilakunya bertahan, dia perlu dipuji. Begitu juga halnya dengan seorang anak ia harus lebih banyak diberi pujian karena anak sedang dalam proses pembentukan perilaku.
Pada dasarnya semua orang senang dipuji, kalau ia sudah senang maka ia akan mengulang perbuatan itu lagi, jadi dia belajar mana perbuatan yang harus dia pertahankan dan mana yang harus dihindarkan. Pentingnya pujian bagi anak diakui banyak ahli.
Reynold Bean seorang penyuluh dari association for Personal and Organizational Developent santa cruz, California menyatakan bahwa pujian adalah salah satu prinsip menuju orang tua yang hebat, pujian dapat menjadi cara yang sangat efektif untuk membangkitkan semangat belajar anak.
Orang tua yang berfikir positif yang banyak menggunakan pujian saat yang tepat dan memberikan hadiah kecil atas usaha ekstra akan membuat anak merasa senang belajar. Bicara keras dan tajam serta hukuman jauh kurang efektif dibandingkan dengan pujian yang patut diperoleh anak dalam membantu anak untuk mau belajar.
Sementara ahli lain berpendapat, pujian bagaikan vitamin bagi tubuh manusia. Artinya, meski dalam bentuk dan kadar berbeda setiap manusia, anak-anak maupun orang dewasa memerlukan pujian, selain berperan membentuk perilaku positif, pujian juga mendorong anak untuk mencoba melakukan perbuatan-perbuatan baru.
Pujian juga mampu mengembangkan rasa percaya diri pada anak itu karena itu beberapa ahli menyarankan agar orang tua tidak pelit memberikan pujian bagi anak-anaknya, meski hasil yang dicapainya masih jauh dari sempurna, sebab itu memuji anak akan tahu bahwa orang tua menghargai usahanya sehingga kelak ia tak akan menyerah jika menghadapi kesulitan.
Mesti mengakui betapa pentingnya pujian bagi anak, namun Zakiah Daradjat mengingatkan agar orang tua tidak memberikan secara berlebihan pada anak, sebab pujian berlebihan membuat anak tidak mengenal siapa sesungguhnya dirinya serta tidak mengenal jati dirinya. Oleh sebab itu, pujian harus objektif dan profesional.
Jika pujian terhadap anak berlebihan maka ia tidak akan mengetahui kekurangan dirinya dan justru akan menjatuhkan harga dirin anak terutama saat anak menginjak usia remaja, di mana ia mulai memahami lebih banyak mengetahui tentang dirinya. Mungkin masa kecil anak enjoy saja dengan pujian itu, namun saat memasuki usia remaja teman-temannya mengatakan hal yang berbeda dari apa yang dipujikan itu, sehingga ia tidak siap menerima kekurangan yang ada pada dirinya.
Malah, Paul Kroop dalam bukunya I’ll be the parente, you be yhe kid mengatakan pujian yang berlebihan akan menompakan harapan-harapan yang tidak realistis di dalam diri anak dan membuat pencapaian prestasi nyata menjadi terlalu tergantung pada bagaimana penialian orang tehadapnya, sedangkan sebaliknya apabila terlalu sedikit memberikan pujian kepada seorang anak akan membuat mereka merasa kurang berharga dan depresi.
Bagaimana bila anak tidak pernah mendapatkan pujian dari orang tuanya? Menurut Ika Pambadjeng, anak yang tidak pernah mendapat pujian padahal sudah menghasilkan banyak keberhasilan maka seorang anak akan mudah kecewa serta putus asa dengan kegagalan meskipun kecil. Karena ia merasa hanya akan dipuji jika ia benar-benar berhasil.
Beberapa anak yang tidak kuat akan tumbuh stres, gagal sedikt saja dia akan stres. Di samping itu orang yang tidak pernah dipuji ia juga tidak bisa memuji orang lain sebab tidak pernah merasakan bahagianya hidup dipuji mungkin ia merasa tidak pernah dihargai orang lain akhirnya mengakibatkan ia pun tidak pernah belajar menghargai orang lain.
Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, bila anak tak pernah dipuji dia tak akan pernah mengetahui dan mempunyai parameter yang jelas, kapan ia berhasil dan kapan patut menerima pujian, tentu saja ia akan merasa tidak dihargai dan akhirnya ia akan merasa rendah diri dan minder. Menurut pendapat penulis, apapun alasannya yang jelas pujian bila diberikan dalam kedudukan yang benar maka akan mampu meberikan pengaruh dan dorongan yang positif bagi seorang anak.
Oleh karena itu, tak sewajarnya apabila orang tua atau guru pelit memberi pujian, yang penting jangan sampai salah menempatkan pujian serta berlebih-lebihan memberikan pujian sebab bisa-bisa seorang anak malah menjadi sombong akibat pujian tersebut serta tidak menyadari segala kelemahan dan kekurangan yang ada pada dirinya. (***)
sumber : Padang Ekspres on line
Senin, 17-September-2007, 06:27:40
Sudah menjadi fitrahnya, bahwa semua manusia senang dipuji dan marah jika dicaci-maki. Begitu juga dengan anak kecil, ia akan lebih bersemangat mengerjakan sesuatu jika ia selalu mendapat pujian atas segala sesuatu perbuatan baik yang dilakukannya, terlebih jika anak tersebut telah menuai prestrasi di sekolah.
Oleh: Marlis Suryadi, Dosen IBD STIA LPPN Padang
Oleh sebab itu, orangtua jangan pelit memberi pujian bagi anak-anaknya, karena berperan membentuk perilaku, pujian juga mendorong anak untuk mencoba melakukan kegiatan-kegiatan baru serta mengembangkan rasa percaya diri anak.
Sebagai mana yang dijelaskan Prof. Dr. Zakiah Daradjat dalam sebuah acara televisi beberapa waktu lalu bahwa kalau anak berbuat baik dan dipuji, maka itu akan mendorong untuk melakukan yang lebih baik lagi. Jika anak dicela, itu akan mengecilkan hatinya.
Kalau prestasi seorang anak memang bagus dan pantas mendapat pujian, pujilah anak itu secara verbal. Pendapat senada juga disampaikan Ika Pambajeng, psikolog bagian psikitri RSCM. Menurutnya, pujian adalah salah satu cara untuk membentuk perilaku.
Kalau orang melakukan sesuatu yang baik, supaya perilakunya bertahan, dia perlu dipuji. Begitu juga halnya dengan seorang anak ia harus lebih banyak diberi pujian karena anak sedang dalam proses pembentukan perilaku.
Pada dasarnya semua orang senang dipuji, kalau ia sudah senang maka ia akan mengulang perbuatan itu lagi, jadi dia belajar mana perbuatan yang harus dia pertahankan dan mana yang harus dihindarkan. Pentingnya pujian bagi anak diakui banyak ahli.
Reynold Bean seorang penyuluh dari association for Personal and Organizational Developent santa cruz, California menyatakan bahwa pujian adalah salah satu prinsip menuju orang tua yang hebat, pujian dapat menjadi cara yang sangat efektif untuk membangkitkan semangat belajar anak.
Orang tua yang berfikir positif yang banyak menggunakan pujian saat yang tepat dan memberikan hadiah kecil atas usaha ekstra akan membuat anak merasa senang belajar. Bicara keras dan tajam serta hukuman jauh kurang efektif dibandingkan dengan pujian yang patut diperoleh anak dalam membantu anak untuk mau belajar.
Sementara ahli lain berpendapat, pujian bagaikan vitamin bagi tubuh manusia. Artinya, meski dalam bentuk dan kadar berbeda setiap manusia, anak-anak maupun orang dewasa memerlukan pujian, selain berperan membentuk perilaku positif, pujian juga mendorong anak untuk mencoba melakukan perbuatan-perbuatan baru.
Pujian juga mampu mengembangkan rasa percaya diri pada anak itu karena itu beberapa ahli menyarankan agar orang tua tidak pelit memberikan pujian bagi anak-anaknya, meski hasil yang dicapainya masih jauh dari sempurna, sebab itu memuji anak akan tahu bahwa orang tua menghargai usahanya sehingga kelak ia tak akan menyerah jika menghadapi kesulitan.
Mesti mengakui betapa pentingnya pujian bagi anak, namun Zakiah Daradjat mengingatkan agar orang tua tidak memberikan secara berlebihan pada anak, sebab pujian berlebihan membuat anak tidak mengenal siapa sesungguhnya dirinya serta tidak mengenal jati dirinya. Oleh sebab itu, pujian harus objektif dan profesional.
Jika pujian terhadap anak berlebihan maka ia tidak akan mengetahui kekurangan dirinya dan justru akan menjatuhkan harga dirin anak terutama saat anak menginjak usia remaja, di mana ia mulai memahami lebih banyak mengetahui tentang dirinya. Mungkin masa kecil anak enjoy saja dengan pujian itu, namun saat memasuki usia remaja teman-temannya mengatakan hal yang berbeda dari apa yang dipujikan itu, sehingga ia tidak siap menerima kekurangan yang ada pada dirinya.
Malah, Paul Kroop dalam bukunya I’ll be the parente, you be yhe kid mengatakan pujian yang berlebihan akan menompakan harapan-harapan yang tidak realistis di dalam diri anak dan membuat pencapaian prestasi nyata menjadi terlalu tergantung pada bagaimana penialian orang tehadapnya, sedangkan sebaliknya apabila terlalu sedikit memberikan pujian kepada seorang anak akan membuat mereka merasa kurang berharga dan depresi.
Bagaimana bila anak tidak pernah mendapatkan pujian dari orang tuanya? Menurut Ika Pambadjeng, anak yang tidak pernah mendapat pujian padahal sudah menghasilkan banyak keberhasilan maka seorang anak akan mudah kecewa serta putus asa dengan kegagalan meskipun kecil. Karena ia merasa hanya akan dipuji jika ia benar-benar berhasil.
Beberapa anak yang tidak kuat akan tumbuh stres, gagal sedikt saja dia akan stres. Di samping itu orang yang tidak pernah dipuji ia juga tidak bisa memuji orang lain sebab tidak pernah merasakan bahagianya hidup dipuji mungkin ia merasa tidak pernah dihargai orang lain akhirnya mengakibatkan ia pun tidak pernah belajar menghargai orang lain.
Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, bila anak tak pernah dipuji dia tak akan pernah mengetahui dan mempunyai parameter yang jelas, kapan ia berhasil dan kapan patut menerima pujian, tentu saja ia akan merasa tidak dihargai dan akhirnya ia akan merasa rendah diri dan minder. Menurut pendapat penulis, apapun alasannya yang jelas pujian bila diberikan dalam kedudukan yang benar maka akan mampu meberikan pengaruh dan dorongan yang positif bagi seorang anak.
Oleh karena itu, tak sewajarnya apabila orang tua atau guru pelit memberi pujian, yang penting jangan sampai salah menempatkan pujian serta berlebih-lebihan memberikan pujian sebab bisa-bisa seorang anak malah menjadi sombong akibat pujian tersebut serta tidak menyadari segala kelemahan dan kekurangan yang ada pada dirinya. (***)
sumber : Padang Ekspres on line
Comments
Post a Comment