Tafsir Surat Al Kaafiruun (Surat 109)

Materi: Surat Al Kafiruun (Surat ke 109, 6 ayat)

Surat Al Kafiruun adalah surat mengenai ketauhidan.
Bangsa Arab tidak pernah mengingkari adanya Allah, tetapi mereka mempersekutukan Allah dengan berhala2, juga menggambarkan malaikat sebagai anak-anak putri Allah.
Bangsa Arab juga menggambarkan adanya hubungan antara bangsa-bangsa jin dengan Allah.
Berhala itu dibuat sebagai sarana untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah.

Az-Zumar (39:3) Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata), "Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya." Sungguh, Allah akan memberi putusan diantara mereka tentang apa yg mereka perselisihkan. Sungguh, Allah tdk memberi petunjuk kepada pendusta dan orang yg sangat ingkar.

Al Ankabut (29:61-63)
(61) Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia [pula] yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (62) Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah: "Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak memahami [nya]. (63) Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.

Al Anam (6:136-140)
(136) Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang yang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agamanya [4]. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (137) Dan mereka mengatakan [1]: "Inilah binatang ternak dan tanaman yang dilarang; tidak boleh memakannya, kecuali orang yang kami kehendaki" menurut anggapan mereka, dan ada binatang ternak yang diharamkan menungganginya dan binatang ternak yang mereka tidak menyebut nama Allah di waktu menyembelihnya [2], semata-mata membuat-buat kedustaan terhadap Allah. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap apa yang selalu mereka ada-adakan. (138) Dan mereka mengatakan: "Apa yang dalam perut binatang ternak ini [3] adalah khusus untuk pria kami dan diharamkan atas wanita kami," dan jika yang dalam perut itu dilahirkan mati, maka pria dan wanita sama-sama boleh memakannya. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap ketetapan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (139) Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan lagi tidak mengetahui [4], dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezkikan kepada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. (140) Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa [bentuk dan warnanya], dan tidak sama [rasanya]. Makanlah dari buahnya [yang bermacam-macam itu] bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya [dengan dikeluarkan zakatnya]; dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Sumber: Tafsir Ibnu Katsir
Surat Al Kaafiruun:
- merupaka surat yg menyatakan berlepas diri dari perbuatan yg dikerjakan oleh orang2 musyrik.
- surat ini juga memerintahkan untuk berbuat ikhlas kepada Allah

Surat Al Kafiruun:
1. Hai orang-orang yang kafir
- mencakup semua orang kafir di permukaan bumi
- Yang dituju oleh ayat ini adalah orang kafir Quraisy, yang karena kebodohannya, mengajak Rasulullah saw untuk menyembah patung selama setahun dan kebalikannya mereka akan menyembah Allah selama setahun pula.
- Lalu Allah menurunkan surat ini dan memerintahkan Rasulullah untuk berlepas diri dari agama mereka secara meyeluruh.

2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
- Yang terdiri dari patung2 dan saingan-saingan

3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yg aku sembah
- yaitu Allah Maha Tunggal

4. Dan aku tidak akan menjadi penyembah apa yang kamu sembah
- aku tidak akan pernah melakukan peribadatan kamu, artinya tidak akan menjalani dan tidak akan mencontohnya
- Yang disembah hanyalah Allah semata, sesuai dgn cara yg direstuiNya

5. Dan kamu tidak akan pernah menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah
- yaitu kamu tidak akan mengikuti perintah2 dan syariat2 Allah dalam beribadah kepadaNya, bahkan kamu telah mengada -adakan suatu perkara sesuai dengan keinginan nafsu2 kamu
- kita harus berlepas diri dari semua yg mereka lakukan
- tidak ada jalan untuk mengabdi kpd Allah kecuali dengan mengikuti risalah yang dibawa Nabi Muhammad Saw.

6. Untukmu agamamu dan untukku agamaku
- orang-orang musyrik itu menyembah selain Allah, suatu peribadatan yg tidak diijinkan oleh Allah
- Allah Swt juga berfirman, bila mereka mendustakan kamu, katakanlah, "bagiku amalku dan bagimu amalmu. Kamu berlepas diri dari apa yang aku kerjakan dan aku berlepas diri dari apa yang kalian kerjakan."
- Allah berfirman, "Bagi kami amal perbuatan kami dan bagi kamu amal perbuatan kamu."
- ayat ini untuk memisahkan antara kekhufuran dan Islam

Imam Syafi'i dan ulama lain menggunakan ayat no 6 ini sebagai dalil bahwa kekufuran merupakan milah yg satu. Maka orang Yahudi dapat mewarisi orang Nasrani dan sebaliknya, bila diantara keduanya terdapat hubungan nasab atau sarana pewarisan, sebab agama2 selain Islam itu bagaikan satu perkara saja dalam hal kebatilannya.

Namun Imam Ahmad dan yang sependapat dgn beliau tdk membolehkan adanya praktek waris mewarisi antara orang Yahudi dgn orang Nasrani, berlandaskan pada Hadits Amr bin Syu'aib, bahwa Rasulullah Saw bersabda, " Tidak ada waris mewarisi antara dua milah yg berbeda."

Dalam hadits Riwayat Muslim, dari Jabir r.a "Rasulullah Saw membaca surat Al Kaafiruun dan surat qul huwallahu ahad ketika melaksanakan dua rakaat thawaf"

Dalam hadits Riwayat Muslim, dari Abu Hurairah r.a, " Rasulullah Saw juga membaca kedua surat ini ketika melaksanakan dua rakaat sunnah fajar."

Dalam musnad Ahmad dari Ibnu Umar dikatakan, "Rasulullah Saw membaca surat Al- Ikhlas dan Al Kaafiruun dalam dua rakaat sebelum shalat fajar dan dua rakaat setelah maghrib lebih dari 20 atau 10 kali."

Imam Abul Qasim ath-Thabrani meriwayatkan, dari Jabalah bin Haritsah, bahwa nabi Saw bersabda, "Bila engkau hendak tidur, bacalah Qul yaa ayyuhal kafirun sampai akhir, sebab surah ini merupakan pembersihan dari syirik."

Dalam hadits lain, yg diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, Qul ya ayyuhal kafirun itu sama dengan seperempat Al Quran."

Dalam berdakwah dgn non Muslim, kita harus tegas untuk urusan akidah tidak boleh menyatukan atau menyambung2kan atau bertolerir kepada mereka. Karena memang tidak ada jalan tengahnya. Dakwah Islam hrs ditegakkan dalam fondasi yg tegas dan tdk bercampur aduk.
Dalam berdakwah, jangan mencampurkan ajaran Islam yang murni dengan ajaran agama lain yang sudah banyak kesesatan di dalamnya.

Contoh: Dalam dakwah tarbiyah, kalau obyek dakwah kita masih melakukan hal2 yang tidak baik, kita tidak boleh terpengaruh. Kita harus tetapberibadah kepada Allah sesuai dengan apa yang telah ditentukan (sesuai dgn syariat Islam).

Jadi dalam Islam, tidak ada yang setengah-setengah, tidak ada pertemuan di tengah-tengah antara kejahiliyahan dan Islam.

Materi Halaqah tanggal 12 Februari 2011, Dibawakan oleh Vivi , Ditulis oleh Shelly

Comments

Popular posts from this blog

Doa Majelis

Kupenuhi PanggilanMu ya Allah

Jodohku-Dibalik Perjuangan Seorang Ibu "Titi Marsutji Binti Iskak" (Part 3)