Ikhlas vs Riya
IKHLAS VS RIYA
by mhafezsabri
“Yang paling aku takutkan dari apa yang aku takutkan atas kamu ialah syirik ashghor, ditanya oleh para sahabat, apa maksudnya ya Rasulullah ? Beliau bersabda: riya’”
(al Hadits)
Mengapa sampai Rasulullah SAW demikian takut riya’ atas ummat- nya, dan ia merupakan hal yang dibimbangi Rasulullah SAW ianya akan menimpa kaum Muslimin ?
Allah dan Rasulnya saja yang tahu. Namun kita ma’fhum bahwa rasa kasih-sayang Rasulullah SAW, rasa cinta beliau kepada ummat ini demikian besar, sedang riya’ dapat menyusup kedalam hati dan dengannya akan terhapus pahala amaliah seorang Muslimin.
Para ulama mengibaratkan riya’ seperti semut hitam yang merayap di atas batu hitam di malam gelap gulita yang tidak kelihatan.
Begitulah sifat riya’ ia akan menyelusup halus, merayap secra tersembunyi,akhirnya menikam hati, mencairkan ikhlas dan memusnahkan pahala. Dia datang seperti “ waswaasil khannas”, syaitan yang datang secara rahsia, bersembunyi di dasar hati, menyusup, dan menunggu kesempatan membolak-balikkan niat seseorang, mengelabuinya, menundukkannya, lalu akhirnya mendorong seseorang itu kejurang kesesatan.
Itulah cara kerja riya’. Sangat halus dan, licin lagi berbahaya, jika ia telah menikam hati dan mengelabuinya, maka ibadah yang semestinya hanya diniatkan untuk Allah semata pasti akan membias, kabur.
Bahkan lebih membimbangkan apabila hati meletup-letup, bersemangat, dan berharap-harap agar amal yang dilakukan secara zhohir dilihat oleh manusia. Maka dari niat yang ikhlas tersimpangkan menjadi harapan untuk memamerkannya kepada manusia, agar manusia melihat ibadahnya, demi sebingkai pujian, demi sepenggal kehormatan, atau sejemput populariti.
Riya’ itu bersembunyi dalam hati, reaksinya melalui amal, manusia lain tidak akan dapat tahu melainkan Allah SWT yang maha mengetahui,. Inilah syirik ashghor, syirik kecil yang dikhabarkan Rasulullah SAW..
Ayuh kita kongsikan bersama pendangan Hujjatul Islam Imam Al Ghazali:
Imam al Ghazali membagi riya’ dalam enam macam; riya’, yaitu dari badan, dalam tingkah-laku,, dalam berpakaian, dalam ucapan, amal dan dalam menunjukkan banyaknya murid.
Riya’ juga dapat muncul dalam bentuk ingin menunjukkan kepada khalayak bahwa dirinya pintar dan banyak tahu tentang urusan agama. Bentuk ini adalah riya’ yang jelas dan dekat dengan sombong.
Riya’ yang sedikit samar2 , iaitu seseorang itu tidak ingin menunjukkan kepintarannya, serta ibadahnya namun apabila orang lain tidak mengakui kehebatannya, dan ia kurang dihormati, dia merasa hairan mengapa orang lain bersikap seperti itu kepadanya. Dia hairan kenapa orang lain tidak tahu kemampuannya. Dia berupaya bersembunyi-sembunyi untuk beramal, namun orang lain Tidak membuat hatinya gembira, dan dia sentiasa berharap-harap agar ada orang yang memuji dan mengagungkannya agar hatinya gembira.
Jadi disini ada 2 bentuk riya’, ada riya’ yang jelas dan ada riya’ yang samar
Riya’ yang jelas adalah seseorang itu mahu ibadah yang diketahui orang lain seseorang yang memperbagus tata-cara, memperlama sujud dan ruku’, seperti nampaknya khusyu’, padahal apabila ia bersendirian dilakukannya ibadah itu secara cepat malas dan memudah mudahkankan.
Riya’ yang samar. Ia tidak mahu orang melihat amalnya, namun dia merasa heran,
mengapa orang lain tidak menghormati atau memujinya seperti apa yang dia harapkan.Ia gelisah apabila orang lain merendahkannya, dan kurang menghormatinya.
Itulah riya’ yang sangat halus kerjanya, yang tak pernah diketahui orang lain, namun sungguh berbahaya, dia mampu menghanguskan ikhlash, mengikis pahala sampai zero point, dan menyisakan kesia- siaan pada kita. Apakah perkara ini sedang berlaku kepada kita?
Mari kita berlindung kepada Allah SWT dari godaan “ waswaasil khannas “, yang datang menyelusup menikam hati, yang membolak-balikan hati dan niat, yang memunculkan riya’.
Allah SWT sahajalah tempat berlindung dan sebaik-baiknya tempat untuk kita berlindung.
Hasbunallah wani’mal wakil
by mhafezsabri
“Yang paling aku takutkan dari apa yang aku takutkan atas kamu ialah syirik ashghor, ditanya oleh para sahabat, apa maksudnya ya Rasulullah ? Beliau bersabda: riya’”
(al Hadits)
Mengapa sampai Rasulullah SAW demikian takut riya’ atas ummat- nya, dan ia merupakan hal yang dibimbangi Rasulullah SAW ianya akan menimpa kaum Muslimin ?
Allah dan Rasulnya saja yang tahu. Namun kita ma’fhum bahwa rasa kasih-sayang Rasulullah SAW, rasa cinta beliau kepada ummat ini demikian besar, sedang riya’ dapat menyusup kedalam hati dan dengannya akan terhapus pahala amaliah seorang Muslimin.
Para ulama mengibaratkan riya’ seperti semut hitam yang merayap di atas batu hitam di malam gelap gulita yang tidak kelihatan.
Begitulah sifat riya’ ia akan menyelusup halus, merayap secra tersembunyi,akhirnya menikam hati, mencairkan ikhlas dan memusnahkan pahala. Dia datang seperti “ waswaasil khannas”, syaitan yang datang secara rahsia, bersembunyi di dasar hati, menyusup, dan menunggu kesempatan membolak-balikkan niat seseorang, mengelabuinya, menundukkannya, lalu akhirnya mendorong seseorang itu kejurang kesesatan.
Itulah cara kerja riya’. Sangat halus dan, licin lagi berbahaya, jika ia telah menikam hati dan mengelabuinya, maka ibadah yang semestinya hanya diniatkan untuk Allah semata pasti akan membias, kabur.
Bahkan lebih membimbangkan apabila hati meletup-letup, bersemangat, dan berharap-harap agar amal yang dilakukan secara zhohir dilihat oleh manusia. Maka dari niat yang ikhlas tersimpangkan menjadi harapan untuk memamerkannya kepada manusia, agar manusia melihat ibadahnya, demi sebingkai pujian, demi sepenggal kehormatan, atau sejemput populariti.
Riya’ itu bersembunyi dalam hati, reaksinya melalui amal, manusia lain tidak akan dapat tahu melainkan Allah SWT yang maha mengetahui,. Inilah syirik ashghor, syirik kecil yang dikhabarkan Rasulullah SAW..
Ayuh kita kongsikan bersama pendangan Hujjatul Islam Imam Al Ghazali:
Imam al Ghazali membagi riya’ dalam enam macam; riya’, yaitu dari badan, dalam tingkah-laku,, dalam berpakaian, dalam ucapan, amal dan dalam menunjukkan banyaknya murid.
Riya’ juga dapat muncul dalam bentuk ingin menunjukkan kepada khalayak bahwa dirinya pintar dan banyak tahu tentang urusan agama. Bentuk ini adalah riya’ yang jelas dan dekat dengan sombong.
Riya’ yang sedikit samar2 , iaitu seseorang itu tidak ingin menunjukkan kepintarannya, serta ibadahnya namun apabila orang lain tidak mengakui kehebatannya, dan ia kurang dihormati, dia merasa hairan mengapa orang lain bersikap seperti itu kepadanya. Dia hairan kenapa orang lain tidak tahu kemampuannya. Dia berupaya bersembunyi-sembunyi untuk beramal, namun orang lain Tidak membuat hatinya gembira, dan dia sentiasa berharap-harap agar ada orang yang memuji dan mengagungkannya agar hatinya gembira.
Jadi disini ada 2 bentuk riya’, ada riya’ yang jelas dan ada riya’ yang samar
Riya’ yang jelas adalah seseorang itu mahu ibadah yang diketahui orang lain seseorang yang memperbagus tata-cara, memperlama sujud dan ruku’, seperti nampaknya khusyu’, padahal apabila ia bersendirian dilakukannya ibadah itu secara cepat malas dan memudah mudahkankan.
Riya’ yang samar. Ia tidak mahu orang melihat amalnya, namun dia merasa heran,
mengapa orang lain tidak menghormati atau memujinya seperti apa yang dia harapkan.Ia gelisah apabila orang lain merendahkannya, dan kurang menghormatinya.
Itulah riya’ yang sangat halus kerjanya, yang tak pernah diketahui orang lain, namun sungguh berbahaya, dia mampu menghanguskan ikhlash, mengikis pahala sampai zero point, dan menyisakan kesia- siaan pada kita. Apakah perkara ini sedang berlaku kepada kita?
Mari kita berlindung kepada Allah SWT dari godaan “ waswaasil khannas “, yang datang menyelusup menikam hati, yang membolak-balikan hati dan niat, yang memunculkan riya’.
Allah SWT sahajalah tempat berlindung dan sebaik-baiknya tempat untuk kita berlindung.
Hasbunallah wani’mal wakil
sungguh semoga saya dijauhkan dari sifat yang mengerikan ini.. terimakasih atas penjelasannya mbak.. ^^
ReplyDelete