Pola Hidup Sehat Ala Rasulullah

Oleh: Dewi Rosdiana

Kesehatan, baik jasmani maupun ruhani, ialah rahmat Allah yang setinggi-tingginya, yang dianugerahkan Allah SWT kepada hambaNya. Harta, benda, dan jabatan tidak ada gunanya apabila jasmani dan ruhaninya tidak sehat. Badan dan ruhani yang sehat ialah pangkal segala kebahagiaan dan kesenangan.

Orang yang jasmaninya sehat, hatinya riang, dan pikirannya segar, ia rajin bekerja dengan gembira. Orang yang jasmaninya sakit, hatinya sebal dan susah, pikirannya kusut dan kacau, badannya letih dan lesu, sedangkan nafsu bekerja tidak ada.

Orang yang sakit tidak dapat melaksanakan kewajiban terhadap masyarakatnya, terhadap pergaulan, dan terhadap Allah Tuhan Yang Maha Pencipta. Sungguh kehilangan kesehatan lebih celaka daripada kehilangan harta benda dan pangkat.

Tetapi bukankah kesehatan yang ada pada kita sering kita abaikan dan sering kita sia-siakan, seolah-olah ia tidak ada harganya. Setelah kita sakit, barulah kita ingat betapa besar harga kesehatan itu bagi diri kita, dan menyesallah kita yang mengabaikan kesehatan itu. Karena itu, kesehatan yang telah Allah anugerahkan kepada kita sudah sepatutnya selalu kita syukuri dan kita pelihara. Syukur adalah pengikat nikmat dan penyebab pertambahannya.

Di dalam QS Ibrahim ayat 7 Allah SWT berfirman: Dan (ingatlah ketika) TuhanMu memberitahukan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabku sangat pedih." Umar bin Abdul Aziz berkata," Ikatlah nikmat-nikmat Allah dengan bersyukur kepadaNya." Ibnu Dunya meriwayatkan, kepada seorang laki-laki dari Hamadzan, Ali bin Abu Thalib berkata," Sesungguhnya nikmat itu berhubungan dengan syukur. Sedangkan syukur itu berkaitan dengan mazid (penambahan nikmat). Keduanya tidak dapat dipisahkan. Maka mazid dari Allah tidak akan terputus samapi terputus syukur dari hambaNya.

Allah menyukai terlihatnya bekas-bekas nikmatNya kepada seorang hamba, sebagaimana yang dinyatakan di dalam hadis riwayat At Tirmidzi, "Sesungguhnya Allah menyukai terlihat bekas-bekas nikmatNya kepada seorang hamba."

Nikmat sehat yang Allah anugerahkan kepada kita dapat berbekas pada diri kita apabila kita memelihara kesehatan kita. Rasulullah SAW telah mencontohkan kepada kita bagaimana pola hidup yang sehat itu, antara lain sebagai berikut:
1. Shaum yang sesuai dengan sunnahkan Rasulullah SAW bersabda, " Berpuasalah, maka kalian akan sehat." Dewasa ini, riset-riset tentang pengaruh puasa bagi kesehatan menunjukkan bahwa dengan berpuasa kita memberi kesempatan bagi alat pencernaan untuk beristirahat, membebaskan tubuh dari racun dan kotoran yang merusak kesehatan, memblokir makanan untuk kuman-kuman termasuk bakteri, virus maupun sel kanker, menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh, memperbaiki fungsi hormon yang diperlukan dalam berbagai proses fisiologis dan biokimia tubuh, meremajakan sel-sel tubuh serta meningkatkan sel darah putih untuk menambah fungsi daya tahan tubuh.

Kekurangan atau kelebihan hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin dan hipofise sebagai reaksi tubuh terhadap berbagai tekanan dan stress lingkungan akan berdampak buruk bagi kesehatan. Misalnya hormon insulin dan adrenalin yang turut mengatur waktu lapar yang dapat terganggu keseimbangannya ketika stress sehingga nafsu makan bisa hilang atau malah bertambah. Hormon insulin juga berpengaruh pada munculnya penyakit diabetes bila produksinya berkurang dan hiperglikemi bila berlebih.

Melalui puasa, ternyata hormon-hormon ini menjadi lebih stabil diproduksi oleh tubuh. Sementara dalam meremajakan sel-sel tubuh, saat berpuasa, organ pencernaan dan organ lainnya berada dalam posisi rileks sehingga kesempatan untuk memperbaharui sel-sel yang rusak juga menjadi lebih baik, selain itu fungsinya juga lebih meningkat. Berkaitan dengan ini, anggapan bahwa puasa menurunkan fungsi organ reproduksi juga jelas-jelas bisa ditentang. Mengenai sel darah putih, puasa ternyata bisa menambah jumlah sel darah putih melalui beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa sel darah putih biasanya meningkat pada hari ketujuh atau memasuki minggu kedua secara cukup pesat.

2. Olah raga (riyadhah) Hadis Rasulullah SAW menyebutkan: " Seorang mukmin yang kuat itu lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada masing-masing ada kebaikan." (HR Muslim) Untuk itu Islam menganjurkan beberapa cabang olahraga utama, seperti disampaikan Rasulullah saw dalam hadits-haditsnya: "Segala sesuatu yang tidak menyebut asma Allah maka ia adalah senda gurau belaka, kecuali empat perkara: Berjalannya seseorang di antara dua tujuan (untuk memanah), latihannya untuk menunggang kuda, bermain dengan keluarganya, dan belajar renangnya."

"Ketahuilah, bahwa kekuatan itu adalah memanah. Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah. Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah." "Tidak ada perlombaan (pertaruhan) selain di tapak kaki unta, tapak kaki kuda, dan pemanah." Selain itu Rasulullah pun menganjurkan untuk bermain lembing, seperti pernah beliau izinkan Aisyah melihat orang bermain lembing di masjid.

3. Pengobatan: bekam, ruqyah syar'iyah Apabila kita jatuh sakit, maka kita harus berikhtiar untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Rasulullah mencontohkan antara lain mengobati penyakit dengan berbekam. Teknik pengobatan bekam adalah suatu proses membuang darah kotor (toksid-racun yang berbahaya dari dalam tubuh) melalui permukaan kulit.

Toksin ini berada pada hampir setiap orang, yang dapat berasal pencemaran udara, maupun dari makanan yang banyak mengandung zat pewarna, zat pengembang, penyedap rasa, pemanis, pestisida sayuran dll. Berbekam dapat menghilangkan rasa sakit pada bahu dan tenggorokan jika dilakukan pada bagian kuduk. Juga dapat menghilangkan sakit pada bagian kepala seperti muka, gigi, telinga dan hidung jika penyakit itu disebabkan oleh terjadinya penyumbatan pada darah atau rusaknya jaringan darah.

Abu Ubaid menyebutkan dalam kitabnya "Gharibul Hadits"melalui sanad Abdurrahman bin Abi Laila : "Bahwasanya Rasulullah Saw, melakukan bekam pada kepalanya dengan tanduk ketika disihir orang." Rasulullah SAW juga mencontohkan melakukan ruqyah syar'iyyah untuk pengobatan terhadap pengaruh sihir atau gangguan jin dengan bacaan AlQur'an, zikir, dan doa-doa.

Imam Ibnu Qayyim mengatakan: Diantara obat yang paling mujarab untuk melawan sihir akibat pengaruh jahat setan adalah dengan pengobatan syar'i yaitu dengan zikir, doa dan bacaan-bacaan yang bersumber dari Al-Qur'an. Jiwa seseorang apabila dipenuhi dengan zikir, wirid dan mensucikan nama Allah niscaya akan terhalangi dari pengaruh sihir. Orang yang terkena sihir bisa sembuh dengan membaca ruqyah sendiri atau dari orang lain dengan ditiupkan pada dada atau tubuh yang sakit sambil membaca zikir dan doa.

Dalam meruqyah ini tidak boleh dilakukan cara-cara yang menyimpang, apalagi dengan melanggar syariat dan aqidah. Karena tujuan jin ketika mengganggu manusia tidak lain adalah untuk menyeret manusia kepada pelanggaran dan syirik kepada Allah. Misalnya, bila orang (yang meruqyah) itu bilang bahwa jin itu minta sesajen, minta kembang, atau dikorbankan hewan sembelihan sebagai tumbal, itulah syirik yang sejati. Atau apapun yang secara syariah bertentang dengan hukum-hukum Allah.

4. Pola hidup yang seimbang Rasulullah menganjurkan agar kita hidup seimbang dalam segala hal. Di dalam hadisnya Rasulullah SAW bersabda: "Bukanlah orang yang paling baik di antara kamu yang meninggalkan dunianya karena akhiratnya dan tidak pula (yang meninggalkan) urusan akhirat untuk dunianya, hingga ia memperoleh kedua-duanya. Sesungguhnya dunia ini menyampaikan kepada akhirat dan janganlah kamu menjadi beban atas manusia (HR Ibnu 'Asakir). Seimbang yang dimaksud adalah setiap kebutuhan jasmani, akal, dan ruhani, dapat terpenuhi dengan sempurna.

Misal saja jasad kita memerlukan asupan makanan yang halal dan sehat, akal kita memerlukan masukan ilmu, serta ruhani kita memerlukan zikir agar kita mendapat ketentraman. Mengabaikan salah satu aspek, akan menyebabkan keseimbangan terganggu dan menyebabkan kita tidak dapat merasakan nikmat. Dalam melaksanakan kebutuhan aspek-aspek tersebut pun harus dilakukan secara seimbang, tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak. Seperti dalam mengkonsumsi makanan, Rasulullah mengajarkan kepada kita agar berhenti sebelum kenyang.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Comments

Popular posts from this blog

Doa Majelis

Kupenuhi PanggilanMu ya Allah

Jodohku-Dibalik Perjuangan Seorang Ibu "Titi Marsutji Binti Iskak" (Part 3)