Bedah Buku "Pesona Cinta"

Pengajian Imuslimah, Maret 2010

Tempat: Kediaman Ibu Eva Clough
Materi : Bedah Buku dengan Judul Buku: PESONA CINTA (Potret Indah Kasih Sayang Kaum Beriman) Tulisan Dr. 'A'IDH AL-QORNI, M.A
Pembicara: Ibu Nur Fachmi Nilda
Notulensi: Ibu Mira Arief

Umat Islam memiliki keutamaan dibandingkan dengan umat yang lain. Didalam sisi-sisi hati umat muslim, satu sisi dipegang oleh Allah dan sisi lainnya berada pada hati-hati saudaranya sesama umat muslim lainnya. Kita tidak disatukan atas kecintaan kepada tanah air, sehingga kebangsaan bukanlah sebagai pemersatu hati kita. Tanah air kita adalah seluruh negeri kaum muslimin, di negeri mana saja nama Allah disebut. Kita tidak disatukan oleh kesamaan bahasa, karena bahasa itu bermacam2.

Apabila masih ada diantara kita yang mengagung-agungkan garis darah, maka masih mengagung-agungkan kejahiliayahan.

Di Indonesia, masih terlihat banyak kelompok-kelompok dalam masyarakat. Golongan yang satu cenderung dengan golongannya, dan menjauhi golongan2 lainnya.

Sesungguhnya kita semua bersatu diatas akidah dan prinsip yang dibawa oleh Rasulullah SAW yaitu lailahailallah.

Salah seorang sahabat Rasulullah SAW, Bilal, mengajarkan kita tentang kecintaan kepada Allah SWT, dengan berbagai perjuangan berat dalam hidupnya. Ketika Bilal, yang waktu itu masih berstatus budak, memeluk agama Islam, berbagai perlakuan kejam dialaminya. Mulai dari ditidurkan diatas aspal panas, ditimpa batu berat, dan dicambuk. Bilal menjalani perlakuan itu dengan selalu menyebutkan, “ ahad .. ahad .. ahad”, maksudnya adalah Allah yang Maha Esa. Kemudian Bilal ditebus dan dibayarkan kemerdekaannya oleh Abu Bakar.

Begitu cintanya Bilal kepada Allah, sehingga bila mengumandangkan Adzan, akan memperdengarkan suara yang sangat indah, bentuk cinta kepada Allah SWT dari setiap lafaz azannya. Diriwayatkan, seringkali ketika Bilal telah bersiap2 mengumandangkan azan, Rasulullah SAW berkata,” Bilal puaskan aku dengan lafaz azanmu”. Dan Rasulullah mendengarkan dengan khidmat lafaz azan yang dikumandangkan Bilal, dan menjawab setiap kalimat azan yang dikumandangkan Bilal.

Atas kecintaan Bilal kepada Allah SWT, Bilal sudah dijamin masuk surga oleh Rasulullah SAW. Bahkan Rasulullah SAW telah dapat mendengar terompah Bilal di surga.

Potret kasih sayang dalam Islam juga digambarkan dalam interaksi Rasulullah SAW terhadap sahabat-sahabatnya. Dikisahkan bahwa Rasulullah SAW, walaupun seorang Rasul pilihan Allah SWT, ketika akan berangkat umroh selalu minta didoakan sabahat-sahabatnya.

Rasa kasih sayang diantara umat yang diajarkan Islam ini tidak disukai oleh orang-orang Yahudi, sehingga mereka mulai menghasut, dan Allah SWT pun menurunkan ayat-ayat berikut :

Q.S. Ali Imran (100-103)

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. (100) Bagaimanakah kamu [sampai] menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nyapun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada [agama] Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (101) Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (102) Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali [agama] Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu [masa Jahiliyah] bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (103)

Q.S. An-Anfal (63)

dan Yang mempersatukan hati mereka [orang-orang yang beriman][1]. Walaupun kamu membelanjakan semua [kekayaan] yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (63)

Beberapa cara untuk mempertautkan hati :

1. Dengan mengucapkan salam

Salam dalam Islam memiliki makna mendalam, bahkan Allah SWT akan mengucapkan salam kepada hamba-hamba di surga kelak. Ketika Islam datang, ucapan seperti selamat pagi, selamat siang diganti dengan ucapan salam yang lebih bermakna.

Rasulullah pernah menggambarkan nilai dan tingkatan-tingkatan dalam mengucapkan salam :

Ketika seorang sahabat Rasulullah SAW mengucapakan “Assalamu’alaikum”, Rasul mengatakan, “sepuluh”. Seorang sahabat yang lain ketika mengucapkan, “Assalamu’alaikum Warrahmatullah”, Rasul berkata, “dua puluh”. Dan ketika sahabat yang lain mengucapkan, “Assalamu’alaikum Warrahmatullahiwaba rakatuh”, Rasul berkata, “tiga puluh”. Demikian gambaran nilai dan tingkatan dari salam, ditentukan juga oleh kelengkapan ucapannya, karena memiliki makna yang lebih dalam.

Ketika kita mengucapkan salam, digambarkan bahwa kita sedang mengangkat bendera putih, menunjukkan kedamaian, dan memohon agar diberikan kedamaian.

Ucapan salam kita kepada Resulullah SAW juga memberikan dampak yang dahsyat kepada kita, karena akan membantu kita dalam mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW.

Dalam suatu kisah, ada seorang pemuda yang ketika berumroh selalu bershalawat kepada Rasulullah SAW. Ketika ditanyakan sebabnya, pemuda tersebut bercerita, ketika ayahnya meninggal, wajah jenazahnya menghitam. Sebelum jenazah dikuburkan, pemuda tersebut tertidur dan bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Rasulullah berkata kepada pemuda tersebut, ”ayahmu ini banyak berbuat dosa, tapi ayahmu sangat cinta kepadaku”. Dalam mimpinya itu, pemuda tersebut melihat Rasulullah SAW mengusap wajah almarhum ayahnya. Ketika pemuda itu terbangun, wajah jenazah ayahnya menjadi putih bersih. Karena itulah, pemuda itu selalu bersyalawat kepada Rasulullah SAW, termasuk ketika berumroh.

Pernah juga dikisahkan bahwa Allah SWT menyampaikan salamnya kepada Khadijah melalui Jibril. Ketika itu Rasulullah sedang menyendiri di gua Hira dan Khadijah sedang dalam perjalanan membawakan makanan kepada Rasulullah SAW. Jibril datang kepada Rasulullah dan berkata, “Ya Rasulullah, Khadijah akan datang membawakan makanan, sampaikan salam kepada Khadijah dari Rabb-nya”.

Orang yang menyebutkan salam pertama kali bila bertemu dengan temannya lebih mulia dan utama, karena menunjukkan kerendahan hati dan ketidaksombongan. Pada jaman Rasul, para sahabat berebutan untuk mengucapkan salam lebih awal.

Beberapa adab dalam mengirimkan salam :

· Adab salam dari laki-laki kepada wanita (atau sebaliknya) diperbolehkan selama salam tersebut tidak menimbulkan fitnah.

· Bila Rasulullah pulang kerumah, Rasulullah dalam mengucapkan salam dengan tidak membangunkan sanak keluarga yang sedang tidur tapi cukup terdengar bagi yang masih bangun.

· Bila kita sedang sholat, kita tidak boleh menjawab, tapi kita mengangkat telapak tangan kanan, bagian telapak menghadap ke bumi dan punggung tangan menghadap ke muka.

· Ketika memasuki masjid dianjurkan mengucapkan salam kepada yang ada didalam masjid. Dikisahkan ada sahabat Rasulullah yang memasuki masjid tanpa mengucapkan salam dan langsung melaksanakan sholat. Setelah sahabat itu menyelesaikan sholatnya, Rasulullah menegur sahabatnya dan mengatakan untuk mengulangi sholatnya karena belum sah, disebabkan ketika sahabatnya itu memasukin masjid belum mengucapkan salam.

2.Menjenguk orang sakit.

Keutamaan menjenguk orang sakit dan mendo’akannya.

Nabi SAW bersabda:”Jika sakit jenguklah ia”

Ini merupakakan jembatan agung lainnya diantara jembatan2 cinta antara sesama kaum muslimin.

Diriwayatkan dari tsauban bahwa Rosullah SAW bersabda: “Barang siapa menjenguk orang sakit, maka ia senantiasa berada di dalam khurfah surga hingga ia kembali”.

Menurut beliau khurfah surga itu adalah buah-buah yang siap dipetik. (Diriwayatkan oleh Muslim). Artinya, seakan-akan ia sedang berjalan-jalan di taman-taman surge.

Rasulullah sendiri selalu mengunjungi para sahabat yang sakit, dan biasanya beliau mendo’akan dan duduk sejenak di dekat kepalanya serta meletakkan tangan beliau yg mulia di bagian dada pasien yang dijenguknya. Ini adalah bagian dari bentuk kelembutan dan kasih sayang beliau.

Dalam menjenguk orang yang sedang sakit, harus diperhatikan waktu kunjungan, berusaha tidak menjenguk pada saat pasien sedang tidur, makan, atau sholat. Dianjurkan juga jangan berlama-lama dalam kunjungan dan jangan terlalu sering.

3.Memenuhi Undangan
Di antara jembatan cinta itu adalah sabda Nabi SAW: “Jika ia mengundangmu, penuhilah.” Sebagian undangan itu ada yang bersifat wajib, sunnah dan ada yang haram.

Undangan yang wajib dipenuhi adalah undangan pernikahan, dengan catatan tidak ada kemungkarannya. Nabi SAW bersabda: “Jika seseorang diantara kalian diundang untuk mendatangi walimah, hendaklah ia mendatanginya”. (diriwayatkan oleh Bukhori)

4.Agama Adalah Nasihat

Dalam hadits disebutkan Nabi SAW bersabda: “ Jika saudaramu meminta nasihat kepadamu, maka berikan nasihat kepadanya”. Memberi nasihat kepada sesama kaum muslimin juga merupakan symbol cinta, bahkan merupakan kewajiban syar’i atas kita semua, antara sebagian terhadap sebagian yang lain.

Memberi nasihat adalah kewajiban bagi orang yang berilmu. Dalam hal ini, Nabi SAW bersabda:

”Agama adalah nasihat“, para sahabat bertanya: “ Untuk siapa, ya Rosulallah?’ Beliau menjawa, “Untuk Allah, Kitab-Nya. Rosul-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan untuk mereka semua secara umum”. (oleh Bukhori, Muslim).

Oleh karena itu. Kewajiban kita adalah saling menasehati di antara sesama kita. Yang namanya manusia jelas tidak akan bisa terhindar dari kesalahan dan kealpaan. Orang yang mau memberikan nasihat seperti ini tidak akan mendapatkan sesuatu kecuali cinta, do’a, kabar gembira dan sambutan yang hangat.

Ali ra berkata: “Orang-orang yang beriman adalah para pemberi nasihat, sedangkan orang-orang munafik adalah para penipu’.

Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam member nasihat, yaitu pertama, Ikhlas, kedua lembut dan ketiga, merahasiakan.

5.Menyambut do’a orang yang bersin.

Rasuallah SAW bersabda; “ Jika salah seorang dari kalian bersin, lalu ia memuji Allah (membaca hamdalah), maka do’akan ia (agar memperoleh rahmat)”

Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap.” (Diriwayatkan oleh Bukhori).

Bersin merupakan rahmat Allah, sedang menguap itu dari setan. Sebab bersin itu membuka urat nadi hati dan membuat longgarnya dada, ini merupakan rahmat dari Allah. Dan Allah lebih tahu tentang rahasia yang ada dibalik itu. Maka dari itu kita berkewajiban untuk mengucapkan , “Alhamdulillah (segala punya hanya milik Allah).

6.Mengiringi Jenazah

Nabi SAW bersabda: “Dan jika ia meninggal dunia, hendaklah ia mengiringinya”.

Inilah wujud ukhuwah Islamiah (persaudaraan karena Islam) dan piagam iman. Itulah hak-hak seorang muslim atas muslim lainnya yang tidak hanya terbatas ketika masih hidup saja, akan tetapi tetap berlanjut sesudah ia meninggal dunia.

Nabi SAW bersabda: :”Barang siapa yang menyaksikan jenazah, hingga disholatkan, maka ia mendapatkan pahala satu qiroh. Dan barang siapa yang menyaksikannya hingga jenazah dimakamkan, maka ia mendapatkan pahal dua qiroh. “ Ditanya kepada beliau, “Apa yang dimaksud dengan dua qiroh itu?” Beliau menjawab, “ Seperti dua buah gunung yang besar.” (Diriwayatkan oleh Buhkori dan Muslim).

Mengiringi jenazah tidak dianjurkan bagi kaum perempuan yang sangat bersedih dan dikhawatirkan akan meratapi kepergian jenazah dalam proses pemakaman.

Comments

Popular posts from this blog

Doa Majelis

Kupenuhi PanggilanMu ya Allah

Perjuangan seorang ibu "Titi Marsutji Binti Iskak" (Part 1)