Kasih sayang Allah di balik Ujian


Mengunjungi Baitullah adalah sebuah keinginanku hingga di dalam hati tertanam kalimat talbiyah “labbayk Allahuma Labbayk” tiada henti. Setiap usaha yang aku lakukan aku niatkan untuk menenuaikan kewajibanku sebagai umatMU ya Allah. Dan Alhamdulillah apapun yang aku lakukan dengan niat itu, menjadi berhasil seperti apa yang kuinginkan.

Waktu berjalan begitu cepat hingga disatu titik aku niatkan untuk menunaikan ibadah haji, setelah bertahun lamanya niat itu hanya tertanam dalam hati. Ya Allah dengan nama Allah swt ku niatkan usahaku untuk menunaikan ibadah haji tahun ini.

Dengan bersuka cita yang teramat sangat dan penuh semangat dari awal dibukanya pendaftaran. Bismillahirrahmanirrahim, ku penuhi panggilanmu ya Allah. Persiapan demi persiapan, ku jadikan diriku haus ilmu akan Baitullah. Senandung dzikir dan talbiyah tidak pernah terhenti dalam hatiku. Hati ini begitu riang menunggu saat itu tiba.

Setahun….Sebulan…Seminggu …aku iringi hari-hariku dengan usaha dan ibadah untuk mendapat Ridhamu Ya Allah. Ku tangisi setiap doaku agar engkau melancarkan seluruh urusan ini. Dan saat sehari sebelum keberangkatan....Subhanallah seperti di sambar petir hati ini, mendengar “Mohon maaf anda tidak dapat menunaikan ibadah Haji tahun ini!”. Tubuh ini terasa lemas, gemetaran, lunglai tiada daya. Bathin ini menjerit. Innalillahi wa innalillahi Rojiun.

Astaghfirullah al azeem… Astaghfirullah al azeem …. Astaghfirullah al azeem. Aku tersungkur bersujud, ya Allah…beri aku kekuatan, keikhlasan dan kesabaran menghadapi ujian ini, airmata ini tidak terhenti mengalir, sambil terus berdzikir Astaghfirullah al azeem …hingga airmata ini terasa kering dan hati ini masih terus menangis.

Pada umumnya kita semua bisa lebih sabar, disaat kita di uji Allah dengan hal yang menyenangkan, tapi saat kita di uji Allah dengan ujian yang tidak menyenangkan, seperti ujian kesulitan, ujian kehilangan dan atau musibah maka kebanyakan dari kita, akan merasa begitu sulit menerimanya dan sulit untuk bisa bersabar.

Subhanallah, di saat aku mempersiapkan diri, aku banyak mempelajari kalimat Doa dan Dzikir Allah dalam Al Quran, setelah kejadian yang aku alami, kubuka kembali Firman-firman Allah SWT yang menguatkan:

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2] : 155-157).

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al ‘Ankabuut [29] : 2)

Dan aku sedikit demi sedikit mengetahui bahwa sabar akan sangat sulit dilakukan, apabila kita tidak mampu menyadari, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, pada hakikatnya hanyalah ujian.

Dan dalam hadist kutemukan kalimat; Sesungguhnya dengan adanya musibah, maka seorang hamba akan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT. Sabda Rasulullah saw:  “Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Alhamdulillah, aku dikelilingi orang tua yang mencintaiku, keluarga dan saudara muslimah yang mencintaiku. Di atas Ujian ini begitu banyak nasihat-nasihat yang menguatkanku. Yang pada awalnya aku merasa malu. Masya Allah, begitu banyak perhatian yang datang, bahu yang disodorkan untuk aku dapat menumpahkan airmataku, kalimat-kalimat penguat, menjadikanku semakin sadar, begitu indah hikmah dibalik ujian ini.

“Adakah patut kamu menyangka bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum sampai kepada kamu (ujian dan cobaan) seperti yang telah berlaku kepada orang-orang yang terdahulu sebelum kamu? mereka telah ditimpa kepapaan (kemusnahan harta benda) dan serangan penyakit, serta digoncangkan (dengan ancaman bahaya musuh), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman yang ada bersamanya: “Bilakah (datangnya) pertolongan Allah?” Ketahuilah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat (asalkan kamu bersabar dan berpegang teguh kepada agama Allah). ( Al-Baqarah: 214)

Aku semakin meyakini bahwa sesungguhnya dalam setiap cobaan berat yang Allah SWT berikan untuk kita, maka ada hikmah dan pahala yang besar yang menyertainya. Seperti sabda  Rasulullah SAW, “Sesungguhnya pahala yang besar itu, bersama dengan cobaan yang besar pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridha maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang murka, maka murka pula yang akan didapatkannya.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah [146]).

Rasulullah SAW  bersabda :  “Tiada henti-hentinya cobaan akan menimpa orang mukmin dan mukminat, baik mengenai dirinya, anaknya, atau hartanya sehingga ia kelak menghadap Allah SWT dalam keadaan telah bersih dari dosa (HR. Tirmidzi). 

Terkadang ada terbersit pemikiran, “What is wrong?”, perencanaan yang begitu matang, tanpa ada sedikitpun masalah, persiapan yang begitu sempurna tanpa ada sedikitpun kendala. Dan…Ujian itupun datang. Subhanallah, semakin menyadari bahwa kita manusia hanya dapat berencana dan hanya Allah swt Maha Penentu mana yang baik bagimu.

Salah satu nasehat dari orang tua menyadarkan ku bahwa kita harus rela menerima segala  ketentuan  Allah  dan menyadari bahwa apapun yang terjadi, sudah ditetapkan Allah SWT dalam Lauhul Mahfuzh. Kita wajib menerima segala ketentuan Allah dengan penuh keikhlasan. Allah SWT berfirman :  “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS al-Hadid [57] : 22)

Tetaplah berdoa atas ujian yang menimpamu, apabila kita ditimpa musibah baik besar maupun kecil, sebaiknya kita mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembali). Setelahnya dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut :“Ya Allah, berilah ganjaran atas musibah yang menimpaku dan gantilah musibah itu yang lebih baik bagiku.”  Barangsiapa yang membaca kalimat istirja’ dan berdo’a dengan doa di atas niscaya Allah SWT akan menggantikan musibah yang menimpanya dengan sesuatu yang lebih baik. (Hadits riwayat Al Imam Muslim 3/918 dari shahabiyah Ummu Salamah.).

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada anak salah seorang hamba itu meninggal maka Allah bertanya kepada malaikat-Nya, ‘Apakah kalian mencabut nyawa anak hamba-Ku?’. Maka mereka menjawab, ‘Ya.’ ‘Apakah kalian telah mencabut nyawa buah hati hamba-Ku?’. Maka mereka menjawab ‘Ya.’ Lalu Allah bertanya, ‘Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku?’. Mereka menjawab, ‘Dia memuji-Mu dan beristirja’ -membaca Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun ’ Maka Allah berfirman, ‘Bangunkanlah untuk hamba-Ku itu sebuah rumah di surga, dan beri nama rumah itu dengan Bait al-Hamd.’.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah [1408]).

Dengan tetap berdoa dan berdzikir, ku terima Musibah ini sebagai Ujian dari Mu ya Allah. Sebagai hadiah dan tanda kasih sayangMu yang engkau berikan pada ku.

'Ya Allah Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami, bila kami lalai atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami dengan beban yang berat sebagaimana beban orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sangggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami maka tolonglah kami menghadapi orang-orang yang ingkar.' (QS. al-Baqarah : 286).

By Dyan Wibowo

Comments

Popular posts from this blog

Doa Majelis

Kupenuhi PanggilanMu ya Allah

Jodohku-Dibalik Perjuangan Seorang Ibu "Titi Marsutji Binti Iskak" (Part 3)