Hukum anak belajar musik

Ustadz Joban yang saya hormati,

saya ingin bertanya dan ingin mendapatkan pengarahan dan pengertian dan penjelasan dalam masalah yang saya ingin tanyakan ini.
Saya mempunyai cucu yang mana cucu saya ini ber-usia 8 tahun sekarang dia itu sekolah di public school dan juga setiap hari sabtu sekolah mengaji dan belajar membaca dan menulis Arabic.

Dalam hal pelajaran agama ini Alhamdulilah cucu saya ini sangat mendalami dan cukup cerdas dalam pelajaran di kelasnya seperti menulis dan membaca dan sudah pintar mengaji. Sudah tentu saya sebagai neneknya dan kedua orang tuanya sangat ber-syukur dalam hal ini, Alhamdulilah karena tujuan dari kita yaitu mempunyai anak, cucu yang sholeh dan sholeha serta pintar juga ber-ahlak yang baik serta ber-taqwa dalam agamanya.

Yang ingin saya ceritakan disini adalah sekolah dari cucu saya ini di jalankan oleh orang dari Middle East dan sudah tentu guru2nya semua orang2 Arab . Dengan mengikuti pelajarani di kelas ini cucu saya sekarang menjadi sangat mengikuti apa yang di ajarkan di sekolah pengajian ini. Sedangkan dia juga sekolah di Public school yang mana banyak kegiatan yang di sodorkan oleh sekolah kepada para murid untuk ber-partisipasi dalam kegiatan yang ada di sekolah misalnya untuk mem-pelajari alat2 musik antara lain belajar piano , terompet dll. Orang tuanya fikir tidak ada salahnya untuk dapat mengikuti pelajaran musik atau kegiatan lainnya.

Cucu saya ini menolak dengan alasan semua haram dan sekarang semua kata2nya hanya ini haram itu haram. Karena di kelas agamanya mengatakan bahwa semua ini adalah haram. Yang saya sangat sayangkan dalam salah satu pelajaran di sekolah itu mereka selalu menceritakan bagaimana di neraka itu nantinya dan membuat cucu saya serba ketakutan dalam segala hal. Selalu ber-mimpi yang seram dan selalu menanyakan perhal kematian. Apakah ini bagus untuk umur anak yang hanya ber-usia 8 tahun mendapat info2 yang begitu berat untuk dalam usia muda ini.

Sebagai orang Indonesia dan besar di tanah air saya sendiri tidak setuju dalam hal ini dan apakah betul belajar musik itu haram atau mendengarkan musik juga haram? Mungkin karena kami orang Islam dari Indonesia dan mereka dari Arab jadi buat saya juga dalam hal ini sangat ber-lebihan. Seingat saya keluarga kami juga biasa mempelajari alat2 musik atau mendengarkan musik dalam waktu2 ter-tentu. Misalnya jamnya sekolah ya sekolah dan waktu ngaji di sore hari kita semua belajar mengaji. Malahan di jaman saya kita di perbolehkan juga belajar menari jadi tidak mengerti kalau di sekolah cucu saya ini di katakan oleh gurunya semua ini haram.

Jadi inilah masalah dan pertanyaan saya kepada Ustadz..bagaimana hukumnya dalam hal ini, apakah haram untuk mempelajari semua alat2 musik. Saya sangat bangga mempunyai cucu yang ber-usia hanya 8 tahun sangat mendalami dan menyukai pelajaran agama di kelasnya tapi saya tidak mau dia menjadi extreme sekali dan menolak pelajaran lainnya. Saya ingin dia sukses dalam dunia dan akhiratnya dan tidak kaku dalam menghadapi masa depannya karena Allah menciptakan ber-macam ragam baik manusia dan aturan2nya dan kebiasaan di negaranya masing2.

Terima kasih sebelumnya dan saya menunggu sekali penjelasan dan pengarahan dari Ustadz .

Jawaban

Assalamualaikum
Saya ikut bangga terhadap cucu ibu, mudah-mudahan dia menjadi anak yang solehah.
Mengenai belajar musik, sebaiknya dihendari, kalau kita ingin punya anak yang solehah, karena ditakutkan nantinya dia akan kecanduan dengan musi. Kan ibu tidak mau cucu ibu nantinya jadi penyanyi atau pemain musik.

Memang para ulama berbeda pendapat tentang musik ini. Ada yang mengharamkan secara total. Ada yang membolehkan asal tidak membuat lalai atau lupa akan kewajiban-kewajiban utama sebagai seorang muslim seperti shalat, dan amal-amal soleh yang lainnya.

Kalau kita perhatikan musik jaman sekarang lebih banyak madhorotnya (ngatifnya) daripada manfaatnya (positifnya).

Ketika Rasulullah SAW masih kecil, beliau mendengar suara musik orang-orang Arab yang sedang mengadakan pesta. Beliau (seperti umumnya anak kecil) lari untuk menontonya, tapi oleh Jibril AS dibuatnya tidur sampai acara pesta itu selesai. Jadi selama hidupnya, beliau tidak pernah mendengarkan musik. Beliau membolehkan untuk menggunakan rebana pada acara-acara perkawinan.

Adapun mendengarkan lagu yang diiringi dengan musik, seperti lagu-lagu ghasidahnya Raihan, banyak ulama yang membolehkannya. Karena umumnya lagu lagunya berisikan pujian kepada Allah dan Rasul-NYa. Dan anak-anak jadinya mempunyai alternative dari pada mendengarkan lagu dan musik yang merusak moral.

Tentang anak-anak ditat-taktukan dengan Neraka sebetulnya tidak apa-apa asal si gurunya juga mengimbanginya dengan menceritakan tentang keindahan surga, dan Maha Pengasih dan Penyayangnya Allah SWT.

Ketika buyutnya Nabi SAW yang bernama Ali Zainal Abidin berumur 6 tahun, tiba-tiba menangis ketika melihat ibunya sedang masak. Ketika ditanya mengapa menangis, dia menjawab “aku takut masuk keapineraka. Ibunya menjawab: “Jangun takut nak, kan semua anak-anak kacil yang belum baligh tidak akan masuk neraka, semuanya akan masuk surga.” Ali menjawab: “Tapi tadi saya lihat ibu ketika mau masak ibu membakar kayu-kayu yang kecil dulu, baru setelah menyala, ibu masukan kayu-kayu yang besar, berarti nanti juga dinerka begitu..”

Sebagaiman kita tahu Ali RA ini setelah dewasanya manjadi orang yang paling taqwa soleh serta sangat istiqamah. Sehingga dijuluki ‘Zainal Abidin’.

Oleh karena itu setiap Al-Qur’an menceritakan tentang syurga, langsung diceritakan tentang neraka, dan sebaliknya. Karena ada orang yang tergugah untuk melakukan amal-amal soleh, dan menjauhkan diri dari dosa, karena takut neraka, tapi ada juga karena ingin masuk kesyurga.

Jadi sarankan saja kepada gurunya, agar juga sering diceritakan tentang kindahan syurga dan Rahmatnya Allah SWT. Agar sianak disamping mempunyai rasa takut, juga timbul rasa cinta kepada Allah SWT.

Allah pernah berkata kepada Nabi Dawud: “Wahai Dawud! Cobalah usahakan agar hamba-hamba-Ku jatuh cinta pada-Ku.” Dawud bertanya: “Bgaimana caranya ya Allah? Dengan menyebutkan nimat-nimat yang Aku berikan kepada mereka, dan kasih sayang-Ku.” Jawab Allah SWT.


Wallahu ‘alam
Mohamad Joban

From Imsisconsult

Comments

Popular posts from this blog

Doa Majelis

Kupenuhi PanggilanMu ya Allah

Perjuangan seorang ibu "Titi Marsutji Binti Iskak" (Part 1)