MENYEBARLUASKAN SALAM DALAM KEHIDUPAN MUSLIM

Oleh: Isna Keumala

Pernahkah kita berpapasan dengan sesama muslimah, apakah itu di jalan, di sekolah, di masjid, tetapi tidak saling memberi salam, bahkan saling tersenyumpun tidak? Jawabannya mungkin pernah ya, bahkan sering.

Ironisnya, saat kita berpapasan dengan orang Amerika yang non muslim sekalipun tidak kita kenal, secara otomatis kita akan saling memberikan senyuman, atau menganggukkan kepala, atau menyapa:”good morning.”

Mengapa demikian? Entahlah, mungkin karena kita terbawa dengan kebiasaan baik orang-orang Amerika. Sementara itu, dengan sesama muslim, kebiasaan menyapa atau memberi salam orang yang tidak kita kenal merupakan sesuatu yang aneh, karena itulah kebiasaan di negara-negara kita.

Padahal Rasulullah saw, mengajarkan kita, muslim, membiasakan akhlaq yang mulia itu.
Coba saja lihat beberapa dalil di bawah ini, mengapa kita dianjurkan menyebarkan salam,

Orang yang enggan memberi salam disebut pelit oleh Rasulullah. Rasulullah saw bersabda yang artinya: “Sebakhil-bakhil manusia ialah mereka yang bakhil untuk memberikan salam.” (Hadis riwayat Ahmad dan Tabrani).

Rasulullah saw menyebut memberi salam sebagai amalan yang terbaik. Rasulullah saw pernah ditanya: “Apakah amalan yang terbaik dalam Islam?” Lantas Baginda bersabda : “Memberi makan (kepada orang miskin) dan memberikan salam kepada orang yang kamu kenali dan yang kamu tidak kenali.” (Hadis sahih riwayat Muslim).

Dari hadits ini bisa kita pahami bagaimana Rasulullah saw menganjurkan kita untuk menyebarkan salam tidak hanya dengan orang yang kita kenal, tetapi juga dengan orang yang tidak kita kenal.

Sebarkan salam kepada siapa saja. Namun ada tata cara yang harus diperhatikan saat memberi salam bagi non muslim dan juga kepada non muhrim.

Bagi non muslim, yang memberikan salam kepada kita lebih dahulu, kita jawab:”Wa’alaikum”, sesuai dengan sabda Rasulullah saw:“Jika ahli Kitab memberikan salam kepadamu, maka katakan : “Wa’alaikum” (hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Tidak benar jika kita menjawab:” Walaikumussaam (Celaka atas kamu).” Tentunya kita tidak mau memiliki ahlaq yang tidak mulia seperti itu khan? Alangkah tidak pantasnya, kita didoakan selamat oleh orang lain yang kebetulan non muslim, kemudian kita jawab dengan mengumpatnya. Tentunya umpatan tidak akan baik bagi kebersihan hati baik hati kita maupun hati orang yang mendoakan kita jika suatu saat dia menemukan arti kata yang kita ucapkan kepadanya.

Allah SWT berfirman dalam salah satu ayatnya: “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau yang serupa dengannya..”(An- Nisa: 86). Ayat ini berada di bagian yang sedang menerangkan adab-adab berperang. Jika dalam berperang saja Allah memerintahkan kita memperhatikan adab, apatah lagi dalam hal menyebar salam.

Kemudian masalah memberi salam dengan non muhrim. Diriwayatkan Umar bin Khattab pernah datang kepada beberapa perempuan, lalu mengucapkan salam kepada mereka seraya berkata: “Aku adalah utusan Rasulullah s.a.w kepada kalian.” Demikian juga dengan adanya hadist Aisyah bahwa Rasulullah bersabda: “Wahai Aisyah, ini Malaikat Jibril mengucapkan salam kepadamu. Saya (Aisyah) menjawab: “Wa’laikum salam warahmatullah.” Jadi, pada dasarnya memberi salam kepada non muhrim diperbolehkan, tetapi banyak ulama mensyaratkan terjaga dari fitnah.


Seorang muslim yang walaupun bagus ibadahnya, tetapi enggan menyebarkan salam, maka orang tersebut tidak akan memperoleh syurga karena ia tidak dikategorikan sebagai orang yang beriman. Hal itu berdasarkan hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah s.a.w. bersabda yang artinya: “Kamu tidak akan masuk syurga sehingga kamu beriman. Kamu tidak akan beriman sehingga kamu berkasih-kasihan. Adakah tidak aku tunjukkan kamu suatu? Bila kamu kerjakan, kamu akan berkasih-kasihan? Yaitu sebarkan salam di kalangan kamu. (Muslim dan Abu Daud).

Allah dan RasulNya telah memerintahkan kita untuk meyebarluaskan salam, sehingga rasa kasih dan sayang tumbuh didalam hati umat manusia khususnya kaum muslim. Semoga kita tidak termasuk salah satu orang yang pelit dan tidak memperoleh syurgaNya, amin.

Sumber:
http://wadahwanita.blogspot.com/2004/12/ada-masyarakat-islam-malaysia-bakhil.html
http://al-ahkam.net/ipaq/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=23

Stockton, CA
Feb 9’07

Comments

Popular posts from this blog

Doa Majelis

Kupenuhi PanggilanMu ya Allah

Jodohku-Dibalik Perjuangan Seorang Ibu "Titi Marsutji Binti Iskak" (Part 3)