Shalawat dan Salam

Bismillahirrahmaanirrahiim.Allahumma shalli alaa sayyidina Muhammadinil fatihi lima ughiwa wal khatimi lima sabaqa wanasiril haqqa bil haqqi wal haadi ilaa siratikal mustakiim wa shalallahu allaihi wa alaa aalihi wa shahbihi haqqa qadrihi wa miqdarihil adziim.(http://www.SyaikhAchmadSyaechudin.org)

SHALAWAT & SALAM teruntuk NABI SAW . S

ebagai Muslim kita diperintahkan oleh Allah SWT agar menyebut nama Rasulullah SAW disertai dengan rasa ta’zhim dan dengan sebutan yang baik, sopan, menghormatinya serta memuliakannya, begitu pun juga waktu kita menuliskan nama atau sebutan atau panggilan buat beliau Nabi SAW.

Allah SWT berfirman : “Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain)”. (QS.An-Nur:63). “Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikut cahaya yang terang benderang yang diturunkan kepadanya (Al-Quran). Mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (QS.Al-A’raf:157).

Serta sebagai Muslim kita juga diperintahkan oleh Allah SWT agar senantiasa membaca Shalawat dan Salam untuk Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS.Al-Ahzab:56).Kata “shalawat” merupakan bentuk jamak dari kata “shalat”, yang artinya doa atau seruan kepada Allah SWT. Sedangkan kata “salam” artinya sejahtera, damai, aman sentosa, dan selamat.

Membaca shalawat dan mengucapkan salam untuk Nabi Muhammad SAW memiliki maksud mendoakan dan memohonkan berkah kepada Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW, dengan harapan semoga Nabi SAW senantiasa sejahtera, damai, aman sentosa, dan selalu mendapatkan keselamatan.Al-Arif ash-Shawi menyatakan shalawat Allah SWT untuk mahluknya selain Nabi SAW adalah rahmat-Nya, sedangkan shalawat Allah SWT untuk Nabi SAW adalah rahmat-Nya yang disertai ta’zhim. Ayat tersebut menyiratkan satu dalil yang sangat besar, bahwa Rasulullah SAW adalah tempat curahan rahmat dan mahluk yang paling utama secara mutlak.

Hikmat shalawat malaikat dan kaum muslimin itu adalah untuk memuliakan mereka dengan shalawat itu, sebab mereka telah mengikuti perintah Allah SWT untuk menampakkan kebesaran Nabi Muhammad SAW dan untuk memenuhi sebagian hak-hak Nabi SAW.Syaikh Ahmad bin Muhammad ash-Shawi menjelaskan bahwa Allah SWT menghormati dan menurunkan rahmat-Nya atas Nabi SAW, para malaikat juga menghormati dan memohonkan rahmat untuk Nabi SAW. Dan Allah SWT memerintahkan kepada semua orang beriman agar menghormati, memuliakan Nabi Muhammad SAW, dan memohonkan rahmat-Nya untuk Nabi SAW.

Hal ini suatu bukti bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang paling mulia dibandingkan dengan yang lainnya, yang mendapat kemuliaan dari Allah SWT.Imam Al-Bukhari rahimahullah menjelaskan bahwa menurut Abu al-Aliyah maksud dari shalawat dari Allah SWT untuk Nabi SAW itu adalah sanjungan Allah SWT terhadap Nabi SAW dihadapan para malaikat-Nya, sedangkan shalawat malaikat itu adalah doa.

Al-Hafizh as-Shakhawi menjelaskan bahwa Allah SWT melalui ayat tersebut memberitahukan kepada hamba-hamba-Nya tentang kedudukan Nabi-Nya disisi-Nya kepada alam ‘ulluwwi –alam malaikat- dan kemudian para malaikat pun kemudian menyanjung serta mendoakan Nabi-Nya. Allah SWT melalui ayat tersebut memerintahkan kepada alam sufla –alam manusia- agar memberikan shalawat dan salam kepada Nabi-Nya, supaya dari kedua alam tersebut terkumpul sanjungan dan pujian kepada Nabi SAW. Ayat tersebut memakai sighat mudhari menunjukkan sesuatu yang berkesinambungan dan terus-menerus bahwa Allah SWT dan seluruh malaikat-Nya selalu dan selamanya ber-shalawat kepada Nabi SAW.“Jika seseorang diantara kalian memberikan salam kepadaku ketika berada di sisi kuburku, maka Allah akan mengembalikan ruhku kepadaku untuk menjawab salamnya itu”. (HR. Abu Dawud).

Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa sesungguhnya berlipat gandanya pahala shalawat atas Nabi SAW adalah karena shalawat itu bukan hanya mengandung banyak kebaikan, didalamnya juga tercakup : Pembaharuan iman kepada Allah SWT, Pembaharuan iman kepada Rasul SAW, Pengagungan terhadap Rasul SAW, Dengan inayah Allah SWT memohon kemulian bagi Nabi SAW, Pembaharuan iman kepada Hari Akhir dan berbagai kemuliaan, Dzikrullah, Menyebut orang-orang yang salih, Menampakkan kasih sayang kepada mereka, Bersungguh-sungguh dan tadharru dalam berdoa, Pengakuan bahwa seluruh urusan itu berada dalam kekuasaan Allah SWT.

Annas bin Malik berkata, Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa membaca shalawat untukku satu kali, maka Allah memberikan kepadanya sepuluh shalawat, dan dihapus daripadanya sepuluh kesalahan (perbuatan dosa), serta diangkat pula dia pada sepuluh derajat”.Abu Umamah Al-Bahili ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah Ta’ala menjanjikan kepadaku, bahwa apabila aku telah meninggal dunia, maka Dia menjadikan aku dapat mendengar shalawat yang dibacakan oleh orang untukku, sedangkan aku di kota Madinah dan umatku didunia timur dan barat. Lalu beliau berkata : ‘Wahai Abu Umamah, sesungguhnya Allah Ta’ala telah menjadikan seluruh dunia ini dan semua mahluk yang diciptakan oleh Allah ada dalam kuburku. Aku bisa mendengar dan bisa melihatnya. Barangsiapa membaca shalawat untukku satu kali, maka Allah Ta’ala bershalawat untuknya sepuluh kali. Dan barangsiapa membaca shalawat untukku sepuluh kali, maka Allah bershalawat untuknya seratus kali”.

Fadhilah membaca shalawat dan salam untuk Nabi SAW itu banyak sekali, diantaranya adalah Syafaat beliau Nabi SAW pada hari Kiamat kelak. “Barangsiapa membaca : ‘Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad, dan tempatkanlah dia pada kedudukan yang dekat disisi-Mu pada Hari Kiamat’ , maka pasti dia mendapat syafaatku”. (HR. Zaid bin Khabbab).“

Apabila kamu mendengar mu’azzin, maka ucapkanlah seperti yang diucapkannya. Lalu bershalawatlah kamu kepadaku. Sebenarnya barangsiapa bershalawat kepadaku dengan satu shlawat, niscaya Allah bershalawat kepadanya dengan sepuluh shalawat. Kemudian sesuadah itu, mohonlah kepada Allah wasilah untukku, karena wasilah itu merupakan kedudukan yang paling tinggi dalam surga. Dia tidak dapat diperoleh, kecuali oleh seorang saja dari hamba-hamba Allah. Aku berharap, semoga akulah yang mendapatkan kedudukan itu. Karena itu, barangsiapa memohonkan wasilah untukku, wajiblah baginya syafaatku”. (HR.Muslim)

.Sayyidina Umar bin Khaththab berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Pada hari Jum’at, datang dikuburanku seribu malaikat menengokku. Selesai menengok, mereka berjalan didunia timur dan barat. Tiap-tiap orang yang mereka dengar membaca shalawat untukku, maka dibawanya shalawat itu untuk diletakkannya dibawah ‘Arasy. Setelah itu, mereka berkata :’Wahai Tuhan kami, ini adalah shalawat fulan bin fulan’. Allah Ta’ala lalu berfirman :’Sesungguhnya Aku bershalawat untuknya sebanyak itu pula. Bawalah shalawat itu kepada Jibril, supaya dia meletakkannya, hingga shalawat itu akan datang kepada pembacanya pada Hari Kiamat. Dan akan Aku letakkan shalawat itu ditimbangan orang yang membacanya. Kelak, shalawat itu datang kepada yang membacanya, sehingga timbangannya pun menjadi berat dan pembacanya terus menuju kedalam surga”.

Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Hiasilah tempat-tempat pertemuanmu dengan membaca shalawat untukku. Karena sesungguhnya shalawatmu itu menjadi sinar pada Hari Kiamat”.“Nabi SAW bersabda : ‘Perbanyak olehmu membaca shalawat kepadaku, karena shalawatmu untukku itu akan menjadi cahaya bagimu pada Hari Kiamat”. (HR.Thabrani dan Abu Dawud).

Ibnu Mas’ud ra mengatakan bahwa ketika Nabi SAW berada dikelompok para sahabatnya, beliau bersabda : “Sesungguhnya umatku kelak akan terbagi kedalam beberapa kelompok. Lalu Allah akan memanggil mereka pada Hari Kiamat : ‘Hai para hamba-KU, masuklah kalian kedalam surga’. Maka mereka kebingungan di padang yang luas pada Hari Kiamat itu, hingga Allah memberi petunjuk kepada mereka jalan ke surga. Para sahabat bertanya : ‘Siapakah mereka itu ya Rasulullah ?’. Rasul menjawab : ‘Mereka adalah orang-orang yang tidak membaca shalawat untukku, ketika namaku disebut dihadapannya karena lupa atau lalai”. Kemudian Nabi SAW bersabda lagi : “Barangsiapa lupa membaca shalawat untukku, maka dia akan lupa jalan menuju surga”.“Apabila telah datang Hari Kiamat, maka saya adalah pemimpin dari seluruh dari seluruh nabi. Saya juru bicara mereka, dan saya pemberi syafaat diantara mereka. (ini saya kemukakan) bukanlah karena kesombongan”. (HR. Abu Dawud).“Barangsiapa bershalawat kepadaku diwaktu pagi sepuluh kali dan waktu petang sepuluh kali, maka ia akan mendapatkan syafaatku di Hari Kiamat”. (HR.Ath-Thabari).“Saya adalah penghulu anak Adam pada Hari Kiamat, orang yang pertama bangkit dari kubur, orang yang pertama memberi syafaat, dan orang yang pertama dibenarkan memberi syafaat”. (HR. Muslim yang dirawikan oleh Abu Dawud).

“Pada Hari Kiamat, saya adalah imam pemimpin para nabi, juru bicaranya, dan pemberi syafaat untuk mereka, bukan untuk membanggakan diri”. (HR.Tirmidzi).Ibnu Umar ra berkata bahwa Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya matahari itu akan dekat pada Hari Kiamat. Sehingga karena panasnya, lalu keringat mahluk saat itu akan sampai di separuh telinganya. Diwaktu mereka dalam keadaan demikian, mereka pun meminta tolong kepada Adam. Lalu Nabi Adam berkata : ‘Saya tidak dapat mengerjakan itu (tidak dapat memberikan pertolongan apa-apa)’. Selanjutnya mereka minta tolong kepada Musa. Namun, ia pun berkata seperti Adam. Akhirnya mereka meminta tolong kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau lalu memberikan syafaatnya, yaitu agar segera diadakan keputusan antara seluruh mahluk. Nabi SAW berjalan sambil memegang lingkaran pintu surga. Dikala itulah Allah SWT mengaruniakan untuknya maqam mahmud (kedudukan yang terpuji) yang mendapat pujian dari seluruh mahluk”.Ubay bin Ka’ab ra berkata : “Pada Hari Kiamat Nabi Adam AS melihat salah seorang umat Nabi Muhammad SAW digiring ke neraka. Lalu Nabi Adam AS memanggil Nabi Muhammad SAW :’Ya Muhammad’, beliau menjawab :’Hai Abul Basyar’. Nabi Adam pun meneruskan pembicaraannya :’Sungguh ada seorang dari umatmu yang digiring ke neraka’, lalu Nabi Muhammad SAW berlari menuju orang itu dan berdiri dibelakngnya, kemudian berkata : ‘Hai para malaikat, berhentilah’. Para malaikat menjawab : ’Ya Muhammad bukankah engkau telah membaca Firman Allah SWT yang berbunyi : “Mereka (para malaikat) itu tidak mendurhakai segala perintah Allah, dan mengerjakan perintah-Nya. Maka mereka mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya (para malaikat)”. Lalu Allah SWT berfirman : “Wahai segenap malaikat, taatlah kamu sekalian kepada Muhammad, kembalikan dia ke timbangan (mizan), untuk ditimbang ulang”.

Akhirnya para malaikat pun mengembalikan orang itu ke mizan. Lalu amalnya ditimbang kembali. Ternyata amal buruknya lebih berat daripada amal baiknya. Selanjutnya, nabi SAW mengeluarkan secarik kertas catatan dari sakunya dan meletakkannya pada bejana timbangan amal baik orang itu. Tiba-tiba amal baiknya menjadi lebih berat ketimbang amal buruknya. Orang itu pun merasa gembira sekali, lalu berjata : ‘Demi ayah dan ibuku, sebenarnya siapakah engkau ini ?’. Rasulullah SAW menjawab : ‘Aku adalah Muhammad, Nabimu’. Mendengar jawaban itu, orang tersebut segera mencium kaki Nabi SAW, seraya berkata lagi : ‘Wahai Rasulullah, catatan apakah yang tertulis dalam kertas itu ?’, beliau menjawab : ‘Itu adalah catatan shalawat yang pernah engkau baca ketika masih berada didunia, aku menyimpannya untukmu’. Akhirnya orang itu pun masuk ke dalam surga”.

Tentulah kita semua mahfum bahwa syafaat itu adalah atas Izin-Nya, sesuai dengan Firman Allah SWT : “ Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya”. (QS.Al-Baqarah:255). Serta tentulah diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan Ridho-Nya, sesuai dengan Firman Allah SWT : “Dan mereka tidak dapat memberikan syafaat, melainkan kepada orang-orang yang diridhai Allah”. (QS.Al-Anbiya:28).Dalam tafsir Fakhr ar-Razi disebutkan bahwa Shalawat atas Nabi SAW, itu bukan karena beliau membutuhkan, bahkan shalawat para malaikat pun tidak tidak dibutuhkannya setelah adanya shalawat dari Allah SWT kepadanya itu. Namun, semua itu adalah untuk menampakkan kebesaran Nabi SAW, sebagaimana Allah SWT telah mewajibkan atas kita berzikir menyebut nama-Nya, padahal pasti Dia tidak membutuhkan semua itu. Namun, semua itu adalah untuk menampakkan kebesaran-Nya, dan sebagai belas kasihan kepada kita supaya dengan adanya zikir itu, Dia memberi pahala kepada kita. Perintah bershalawat juga dimaksudkan agar umat mengetahui bahwa Allah SWT tidak akan menerima amal perbuatan seseorang kecuali dengan ber-tawassul dengan membaca shalawat untuk Rasulullah SAW.

“Sesungguhnya doa itu berhenti antara langit dan bumi, tidak beranjak naik sedikitpun, hingga engkau bershalawat kepada Nabimu”. (HR.Tirmidzi).Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi SAW bersabda : “Tiada suatu doa, kecuali antara doa dengan langit terdapat sebuah hijab, sampai (didalam doa itu) dibacakan shalawat untuk Nabi SAW. Apabila telah dibacakan shalawat, terbukalah hijab, dan masuklah doa itu. Namun jika tidak dilakukan demikian, maka kembalilah doa itu”.Sayyidina Ali ra meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda : “Tiada suatu doa, kecuali antara doa dengan Allah Ta’ala terdapat suatu hijab. Sampai, yang berdoa itu membaca shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Kalau hal itu dilakukan, maka tersingkaplah hijab itu, dan dikabulkanlah doa baginya”.

“Tiap-tiap urusan penting dan berharga yang tidak dimulai dengan hamdalah dan shalawat, maka urusan itu akan kehilangan berkahnya”. (HR.Ar-Rahman).“Jika ada dua orang hamba yang saling menyayangi karena Allah, lalu ketika berjumpa keduanya saling berjabat tangan dan bershalawat untuk Nabi SAW, maka sebelum mereka berpisah Allah mengampuni dosanya, baik yang lalu maupun yang akan datang”. (HR.Ibnu Sunny).Anas bin malik berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Jika ada dua orang Muslim yang berjumpa lalu berjabat tangan sambil membaca shalawat untukku, maka keduanya tidak akan berpisah hingga Allah mengampuni dosa mereka yang terdahulu maupun yang akan datang, karena kemuliaan-Nya”.

“Jika suatu kaum berkumpul dalam sebuah majelis dalam waktu yang sangat lama, kemudian mereka bubar tapi tidak menyebut nama Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi, niscaya mereka menghadapi kekurangan dari Allah. Jika Allah menghendaki, maka Allah akan mengazab mereka, dan jika Allah menhendaki, Dia akan memberi ampunan kepada mereka”. (HR.Tirmidzi).Jelas sekali bahwa orang yang telah mendapatkan jaminan ganjaran yang sedemikian besar dari Allah SWT itu, tentu tidak membutuhkan tambahan shalawat dan hadiah amal dari umat pengikutnya.


Perintah Allah SWT kepada hamba-Nya agar membaca shalawat kepada Nabi-Nya adalah untuk memberitahukan bahwa betapa tinggi derajat Nabi Muhammad SAW disisi Allah SWT, Nabi SAW adalah satu-satunya manusia pilihan yang paling utama diantara seluruh mahluk-Nya.“Tidak dikatakan beriman seseorang diantara kamu sebelum ia mencintai aku lebih daripada mencintai anaknya, ayahnya, dan manusia semua”. (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad).Siti Aisyah berkata bahwa : “Barangsiapa cinta kepada Allah Ta’ala, maka dia banyak menyebutnya. Dan buahnya ialah Allah akan mengingat dia, juga memberi rahmat dan ampunan kepadanya, serta memasukkannya ke surga bersama para nabi dan para wali, dan Allah memberi kehormatan pula kepadanya dengan melihat keindahan-Nya. Dan barangsiapa cinta kepada Nabi SAW, maka hendaklah ia banyak membaca shalawat untuk nabi SAW, dan buahnya ialah ia akan mendapat syafaat dan akan bersama beliau di surga”.

Diantara karunia Allah SWT yang diberikan kepada Nabi-Nya adalah menggabungkan zikir kepada-Nya dengan zikir kepada Nabi-Nya didalam dua kalimat Syahadat. Menjadikan ketaatan kepada Nabi-Nya sebagai ketaatan kepada-Nya, kecintaan kepada Nabi-Nya sebagai kecintaan kepada-Nya. Mengaitkan Mengaitkan pahala shalawat atas Nabi-Nya dengan pahala Dzikrullah.Sayyid Abdul Wahhab asy-Sya’rani, menuturkan : “Aku bermimpi bertemu penghulu alam semesta, Rasulullah SAW, lalu aku bertanya : ‘Ya Rasulullah, shalawat Allah sepuluh kali yang diberikan kepada orang yang bershalawat atas diri Nabi SAW satu kali itu, apakah bagi mereka yang hatinya hadir ?’. Beliau Nabi SAW menjawab : ‘Tidak, ganjaran itu diberikan kepada setiap orang yang mengucapkan shalawat atasku walaupun ia lalai, dan Allah mengutus kepadanya malaikat sebanyak jumlah gunung yang mendoakan dan memohonkan ampunan baginya. Sedangkan kalu ia membacanya dengan hati yang hadir, maka tidak ada yang mengetahui pahalanya kecuali Allah SWT”.

Sebagai bentuk kepatuhan kita atas perintah Allah SWT untuk bershalawat untuk Nabi SAW, serta sebagai bentuk kecintaan kita kepada Rasulullah SAW, maka diantaranya adalah melalui memperbanyak membaca shalawat pada setiap waktu, keadaan, dan kesempatan. Semoga Allah SWT memberikan pertolongan dan kekuatan kepada kita untuk menjalankannya, untuk menggapai Rahmat-Nya dan Ridho-Nya. Amin Ya Robbal

‘Alamin.Wallahualambishawab.Dikutip dari :Shalawat Pilihan, Al-Ustadz Mahmud Samiy, Pustaka hidayah.Samudera Shalawat, Abdul Manan bin H.Muhammad Sobari, Pustaka Hidayah. http://www.SyaikhAchmadSyaechudin.org

Comments

  1. artikelnya bagus banget,sangat bermanfaat sekali. thakns..

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah, trimakasih sdh mampir

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Doa Majelis

Kupenuhi PanggilanMu ya Allah

Jodohku-Dibalik Perjuangan Seorang Ibu "Titi Marsutji Binti Iskak" (Part 3)