HIKMAH PUASA

Puasa bulan Ramadhan merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima, diwajibakan pada tahun kedua Hijriyah, yaitu tahun kedua sesudah Nabi Muhammad saw, berpindah ke Madinah. Hukumnya fardhu ‘ain atas tiap-tiap mukallaf (balig berakal).

Puasa menurut syariat ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa (seperti makan, minum, hubungan kelamin, dan sebagainya) semenjak terbit fajar sampai terbenamnya matahari, dengan disertai niat ibadah kepada Allah, karena mengharapkan ridha-Nya dan menyiapkan diri guna meningkatkan taqwa kepada-Nya. Puasa juga sebagai madrasah dan dauriyah (latihan) bagi kaum muslim untuk menyambut dunia baru dan meninggalkan dunia lama, akhirat & ridha Allah sebagai puncak tujuan. Didalam puasa ada beberapa hikmah yang kita dapatkan, diantaranya :

1. Bukti Ketaatan Terhadap Perintah Allah.

Perintah berpuasa terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 183 yang artinya : "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa."

Ketaatan kepada Allah terhadap segala perintah-Nya dibuktikan dengan menjalankan hal-hal yang diwajibkan dan meninggalkan segala yang diharamkan serta menjaga batasan-batasan (hukum) Nya.

Firman Allah s.w.t : "...dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (Al Ahzab (33) : 71)

Allah berfirman yang maksudnya : "Pada bulan Ramadhan diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk untuk manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu, dan yang memisahkan antara kebenaran dan kebathilan. Barang siapa menyaksikan (bulan) Ramadhan, hendaklah ia mengerjakan puasa." (Al Baqarah (2) : 185)

2. Berdampak Positif Bagi Jiwa.

Puasa merupakan jalan pencucian/pembersih an jiwa agar dapat mengelola nafsu kearah perbuatan yang baik. Allah memuji orang yang mau menyucikan/membersi hkan jiwanya. Seperti firman-Nya : "Sesungguhnya beruntung orang yang mau membersihkan diri. Dan dia ingat nama Tuhannya, lalu ia sembahyang." (Al A'laa (87) : 14-15)

3. Kemenangan Rohani Terhadap Jasmani.

Beruntunglah orang yang dapat berpuasa sepanjang bulan ramadan yang berdasarkan kepada keimanan. Hasil puasa yang dilandasi dengan keimanan akan terlihat dari perubahan nyata pada diri orang tersebut. Perubahan yang terjadi bukan hanya pada saat ramadan saja, tetapi berkelanjutan setelah ramadan selesai. Karena puasanya bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tapi menjaga puasanya dari perbuatan tercela.
"Bukanlah puasa itu hanya sekedar menghentikan makan dan minum tetapi puasa itu ialah menghentikan omong-omong kosong dan kata-kata kotor." (HR. Ibnu Khuzaimah)

Dalam hal ini, sahabat Nabi s.a.w. yaitu Jabir bin Abdullah r.a. pernah berkata: "Jika kamu berpuasa, maka hendaklah kamu berpuasa pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari perkataan dusta dan segala yang haram. Janganlah kamu menyakiti tetangga, hendaklah kamu bersikap tenang dan sabar dan janganlah kamu jadikan hari-hari puasamu itu sama dengan hari-hari ketika kamu tidak berpuasa."

4. Pengendalian Diri.

Apabila ketika datang saat berpuasa, janganlah berkata kotor, berteriak-teriak dan mencaci maki. Seandainya dicaci oleh sesorang atau diajak berkelahi hendaknya menjawab : “ saya ini sedang berpuasa.” 2x ( HR. Ahmad, Muslim & Nasa’i)

“Puasa di bulan sabar dan tiga hari setiap bulan menghilangkan rasa hasad.” (HR. Bazar)

5. Perisai Jiwa.

Tempat mendidik jiwa dari tindak kejahatan hawa nafsu & pelindung diri dari segala tipu daya syaithan adalah dengan cara berpuasa. Karena puasa
melindungi dari melakukan perbuatan tercela.

" Wahai para pemuda barangsiapa diantara kalian mampu menikah maka menikahlah, sesungguhnya dia lebih bisa mendukkan pandangan dan menjaga kehormatan, maka barangsiapa yang belum mampu hendaklah dia berpuasa, karena puasa itu adalah perisai baginya." (HR. Bukhori & Muslim).

Dari Abu Ubaidah r.a beliau berkata bahwa saya dengar Rasulullah berkata : "Puasa adalah perisai, selama dia tidak membatalkannya. " (HR. Nasa'i & Ibnu Majah).

6. Menyadari Akan Besarnya Nikmat Allah.

Puasa mendidik perasaan belas kasihan terhadap fakir miskin, karena seseorang yang telah merasakan sakit dan pedihnya perut keroncongan, akan dapat mengukur kesedihan dan kesusahan orang yang sepanjang masa merasakan ngilunya perut yang kelaparan karena ketiadaan. Sudah sewajarnya kita selalu bersyukur dan berterima kasih kepada Allah atas nikmat dan pemberian-Nya yang tidak terbatas banyaknya dan tidak ternilai harganya.
Firman Allah SWT : “Jika kamu akan menghitung nikmat (pemberian) Allah kepada kamu, niscaya tidak sanggup kamu menghitungnya.” (Ibrahim (14) : 34)

7. Mengantarkan Manusia Pada Derajat Takwa.

Tujuan puasa adalah untuk mencapai derajat takwa. Yang merupakan tujuan utama dari ibadah puasa. Seperti yang terdapat dalam Al Quran, yang artinya : "Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa." (Al Baqarah (2) : 183).

Wujud dari ketakwaan dibuktikan dalam bentuk kesadaran dalam diri akan selalu merasa di ikuti dan diawasi oleh Allah, dalam setiap gerak dan langkah kita.

Semoga Allah memasukkan kita kedalam golongan orang-orang yang bertakwa sebagaimana dicirikan dalam Al Qur'an. " Mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rejeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung." (Al Baqarah (2) : 3-5)

Wallahu alam bissawab.

Dikutip oleh mb Ismi

Sumber :
- Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap) : H. Sulaiman Rasyid.
- Bimbingan Mu'min I (Pada Mencari Ridha Rabbil-Alamin) : Imam Ghazali.
- Dari berbagai sumber.

Comments

Popular posts from this blog

Doa Majelis

Kupenuhi PanggilanMu ya Allah

Perjuangan seorang ibu "Titi Marsutji Binti Iskak" (Part 1)