Posts

Showing posts from 2010

Jilbab Simple Cantik 12

Image
Untuk Memperbesar Klik pada gambar Sumber Majalah Nur dan Tudung Multiply

Jilbab Praktis Klasik 11

Image
Untuk memperbesar klik pada gambar Sumber: Tudung multiply dan majalah

Gaya Kerudung Eid ul Fitri 10

Image
Untuk memperbesar klik pada gambar Sumber dari tudung multiply dan majalah

Gaya Kerudung Eid ul Fitri 09

Image
Untuk memperbesar klik pada gambar Sumber: Tudung Multiply dan majalah

Jilbab Simple 07-08

Image
Untuk memperbesar klik pada gambar Sumber: tudung multiply dan majalah Kreasi Jilbab 07 Kreasi Jilbab 08

Jilbab gaya arab 05 dan corak geometri 06

Image
Untuk memperbesar klik pada gambar Sumber: Tudung multiply dan majalah Dara Jilbab Kreasi 05 Jilbab Kreasi 06

Jilbab Square Simple-03 - 04

Image
Untuk memperbesar klik pada gambar Sumber: Tudung Multipy dan majalah

Jilbab Simple Elegan-01 and 02

Image
Sumber Majalah Nur

Top 10 excuses for not wearing hijab

by Zackmatt
The Veil (From the Sound Vision documentary Hijab: An Act of Faith) They say, "Oh, poor girl, you're so beautiful you know It's a shame that you cover up your beauty so." She just smiles and graciously responds reassuringly, "This beauty that I have is just one simple part of me. This body that I have, no stranger has the right to see. These long clothes, this shawl I wear, ensure my modesty. Faith is more essential than fashion, wouldn't you agree?" This hijab, This mark of piety, Is an act of faith, a symbol, For all the world to see. A simple cloth, to protect her dignity. So lift the veil from your heart to see the heart of purity. They tell her, "Girl, don't you know this is the West and you are free? You don't need to be oppressed, ashamed of your femininity." She just shakes her head and she speaks so assuredly, "See the bill-boards and the magazines that line the check-out isles, with their phony painted faces and their air

Kisah di sebalik wanita yang berhijab

Source: Halaqah.net WASIAT UNTUK PARA MUSLIMAH UKHTI MUSLIMAH….AKU WASIATKAN KEPADAMU….RENUNGILAH KISAH DI BAWAH INI. Temanku datang dalam keadaan yang tidak seperti biasa, hari ini dia datang dengan menggunakan hijab. Teman-teman yang lain pula mulai mendekatinya, ingin mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi dengannya, kemudian salah seorang diantara kami bertanya : “Loh? Ini baju baru model apa yang kamu pakai…Apa sebab kamu memakainya?” Dia menjawab dengan hati senang dan bangga , “ini adalah hijab yang Allah wajibkan kepada setiap muslimah, apakah kalian tidak mendengar Firman Allah : “Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin : Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. ” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, kerana itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ( QS Al Ahzab :59) Dan apakah kalian juga tidak membaca Firman Allah : Katakanlah kepa

Firman Allah "seruan muslimah untuk ber hijab"

Image

Perbincangan ulama dengan wanita tidak berhijab

Dari berbagai sumber internet dan facebook ALASAN I : Saya belum benar-benar yakin akan fungsi/kegunaan jilbab Kami kemudian menanyakan dua pertanyaan kepada saudari ini; Pertama, apakah ia benar-benar percaya dan mengakui kebenaran agama Islam? Dengan alami ia berkata, Ya, sambil kemudian mengucap Laa Ilaa ha Illallah! Yang menunjukkan ia taat pada aqidahnya dan Muhammadan rasullullah! Yang menyatakan ia taat pada syariahnya. Dengan begitu ia yakin akan Islam beserta seluruh hukumnya. Kedua, kami menanyakan; Bukankah memakai jilbab termasuk hukum dalam Islam? Apabila saudari ini jujur dan dan tulus dalam ke-Islamannya, ia akan berkata; Ya, itu adalah sebagian dari hukum Islam yang tertera di Al-Quran suci dan merupakan sunnah Rasulullah SAWW yang suci. Jadi kesimpulannya disini, apabila saudari ini percaya akan Islam dan meyakininya, mengapa ia tidak melaksanakan hukum dan perintahnya? ALASAN II : Saya yakin akan pentingnya jilbab namun Ibu saya melarangnya, dan apabila saya melanggar

Hukum berhijab (berjilbab)

Posted on January 1, 2009 by ibnudahn http://alikhlash.wordpress.com/2009/01/01/hukum-berhijab-berjilbab/ Beberapa penanya dari wanita muslimah menyatakan keprihatinannya kepada kami tentang kenyataan banyaknya wanita muslimah yang masih enggan untuk ber-hijab (berjilbab). Dengannya mereka meminta kepada kami untuk menjelaskan tentang kewajiban berjilbab dan syarat-syarat busana muslimah yang sesuai syari’at Islam. [Redaksi] Jawab : Ketahuilah wahai para wanita muslimah, bahwa yang mem-bedakan antara manusia dengan hewan adalah faktor pakaian dan alat-alat perhiasan. Allah berfirman: Artinya : ‘Hai anak Adam, Sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan dan pakaian takwa itulah yang paling baik.’ [Qs. al-A'raaf 26] Pakaian dan perhiasan itu adalah dua aspek kemajuan dan per-adaban. Meninggalkan keduanya berarti kembali kepada kehidupan primitif yang mendekati kepada kehidupan hewani. Sedang hak milik wanita yang paling

Fadhilah Shaum Bulan Muharram

Dalam Islam ada empat Bulan yang dimuliakan oleh Allah swt. Yaitu, Bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Bulan Rajab. Di bulan-bulan ini umat manusia dihimbau untuk tidak melaksanakan pertumpahan darah. Dan bagi umat Islam, bulan-bulan ini dianjurkan untuk meningkatkan taqarrub ilallah. Allah swt berfirman : ”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.“ At Taubah : 36 Rasulullah SAW menganjurkan kepada umat Islam untuk melaksanakan shaum ‘Assyuraa (shaum hari kesepuluh) dari bulan Muharram ditambah dengan shaum sehari sebelumnya atau sesudahnya. Puasa sehari sebelumnya dinamakan Tasu’a, berasal dari kata

DOA KETIKA SAKIT

Do’a Ketika Sakit “ALLAAHUMMA RABBANNAAS ADZHIBILBA'SYA ISYFI ANTASY SYAAFII LAASYIFA'A ILLAA SYIFAA'UKA SYIFAA'AN LAA YUGHAADIRU SAQAMAA” “Ya Allah Tuhan segenap manusia, hilangkanlah sakit dan sembuhkanlah, Engkaulah Yang Maha Penyembuh, tiada kesembuhan kecuali dengan penyembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit”. (H.R. Muttafaq ‘Alaih). Lengkapnya dengan bermunajat kepada Allah : ALLAAHUMMA RABBANNAAS ...... Ya Allah Tuhan Manusia Engkau Maha Penyayang ...... sementara kami sedang mengalami kesulitan ADZHIBILBA'SYA ISYFI. ........ sembuhkan kami dari penyakit kami dan hilangkan rasa sakit yang menyertai penyakit kami..... Sesungguhnya di balik rasa sakit yang kami derita, terdapat suatu penyakit di dalam diri. Dan jika kami telan obat penghilang rasa sakit , maka rasa sakit mungkin hilang, tetapi penyakit kami masih mungkin ada di dalam tubuh kami. Padahal rasa sakit yang kami derita dapat Engkau jadikan sebagai penghapus dosa kami. Karena itu...

Doa menjenguk orang Sakit

DOA APABILA BERKUNJUNG KEPADA ORANG YANG SAKIT 147- لاَ بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ.147. “Tidak mengapa semoga sakitmu ini membuat dosamu bersih insya Allah.” (165) 148- أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ. 148. “Aku mohon kepada Allah Yang Maha Agung Tuhan yg menguasai arasy yang agung agar menyembuhkan penyakitmu” (166)(165) HR. Al-Bukhari dgn Fathul Bari 10/ 118. (166) “Tidaklah seorang hamba Muslim mengunjungi orang sakit yg belum datang ajalnya lalu membaca sebanyak tujuh kali: … … kecuali ia pasti disembuhkan HR. At-Tirmidzi Abu Dawud dan lihat Shahih At-Tirmidzi 2/210 dan Shahihul Jami’ 5/180. 50- KEUTAMAAN BERKUNJUNG KEPADA ORANG SAKIT 149- قَالَ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ مَشَى فِيْ خِرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ، فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ

KEUTAMAAN SEPULUH HARI PERTAMA BULAN DZULHIJJAH

Sesungguhnya termasuk sebagian karunia Allah dan anugerah-Nya adalah Dia menjadikan untuk hamba-hamba-Nya yang shalih waktu-waktu tertentu dimana hamba-hamba tersebut dapat memperbanyak amal shalihnya. Diantara waktu-waktu tertentu itu adalah sepuluh hari (pertama) bulan Dzulhijjah. Berkenaan dengan firman Allah Ta’ala: ”Demi Fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. Al Hajr:1-2) Mayoritas ulama berpendapat bahwa dalam ayat ini Allah Ta’ala telah bersumpah dengan “sepuluh hari” pertama dari bulan Dzulhijjah ini. Pendapat ini pula yang dipilih oleh Ibnu Jarir ath Thabari dan Ibnu Katsir rahimakumullah dalam kitab tafsir mereka. Hari-hari sepuluh pertama bulan Dzulhijjah ini memiliki beberapa keutamaan dan keberkahan, dan penjelasannya sebagai berikut: PERTAMA : beramal shalih pada sepuluh hari ini memiliki keutamaan yang lebih dibanding dengan hari-hari lainnya. Imam Al Bukhari telah meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, bahwa beliau be

Sikap Muslim Dalam Menghadapi Musibah

Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya, amiin. Saudaraku! Ucapkanlah: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا “Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan kamipun kepada-Nya akan kembali. Ya Allah karuniakanlah kami pahala atas ketabahan kami menerima musibah ini dan gantikanlah kami dengan yang lebih baik dibanding apa yang telah sirna karena musibah tersebut.” Kembali negara kita dirundung musibah. Saudara-saudara kita umat Islam di negeri kita tercinta kembali mendapat cobaan. Gempa kembali menghancurkan bangunan, perumahan dan merenggut jiwa sebagian saudara kita dan melukai tubuh sebagian lainnya. Jangan berkecil hati! Tetaplah berbaik sangka kepada Allah Ta’ala, dan tabahkanlah hatimu. Percayalah, bila anda tabah menerima musibah ini, tanpa keluh kesah, dan tetap berbaik sangka kepada suratan takdir ilahi ini, niscaya Allah memberikan jalan k

Jangan Tidur Sebelum 4 Hal:

Suatu hari Rasulullah saw masuk ke rumah Fatimah r.ha. Ketika itu Fatimah sudah berbaring untuk tidur. Rasulullah saw lalu berkata, “Wahai Fatimah, janganlah engkau tidur sebelum engkau lakukan empat hal: mengkhatamkan al-Qur’an, Memperoleh syafaat dari para Nabi, Membuat hati kaum mukminin dan mukminat senang dan ridho kepadamu, serta melakukan haji dan umrah.” Fatimah bertanya, “Bagaimana mungkin aku melakukan itu semua sebelum tidur?” Rasulullah saw menjawab, “Sebelum tidur, bacalah olehmu Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlas) tiga kali. Itu sama nilainya dengan mengkhatamkan al-Qur’an. Agar engkau memperoleh syafaat dariku dan para Nabi sebelumku, bacalah shalawat: Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kama shalaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kama barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim. Fil ‘alamina innaka hamidun majid. Kemudian supaya kamu memperoleh ridho dari kaum mukminin dan mukminat, disenangi mereka

Wanita Sholihah Pengukir Sejarah - Fatimah az Zahra

Fatimah az Zahra Nama lengkapnya adalah Fatimah binti Muhammad bin Abdullah bin Abu Muthalib. Fatimah, putri Rasulullah Saw merupakan putri termuda diantara putri-putri Nabi lainnya. Ia menikah dengan Ali bin Abi Thalib pada usianya yang ke 18 tahun. Ia merupakan ibu dari Hasan, Husain, Ummu Kultsum dan Zaenab. Dari Aisyah r.a, ia berkata, "Aku bertemu dengan Fatimah. Ia berjalan sebagaimana layaknya nabi berjalan. Dan di saat ia bertemu dengan Nabi Saw, berkatalah Nabi, 'Selamat datang wahai putriku.' Lalu Nabi memintanya duduk di sebelah kanan atau kirinya. Kemudian di saat Nabi mengatakan sesuatu kepadanya, menangislah ia. Maka aku langsung bertanya kepadanya, 'Mengapa kamu menangis?' . Namun, di saat Nabi mengatakan sesuatu lagi kepada Fatimah, maka ia pun tertawa riang. Sekali lagi, aku pun berkata kepada Fatimah, 'Aku tidak pernah menjumpai kebahagiaan yang berdekatan dengan kesedihan sebagaimana hari ini.' Maka aku bertanya kepadanya tentang apa yang

Wanita Sholihah Pengukir Sejarah - Ummu Salamah

Ummu Salamah Nama lengkapnya adalah Hindun binti Hudzaifah bin Mughirah Al-Qursyiyah Al-Makhzumiyah, dan biasa dipanggil dengan Ummu Salamah. Ummu Salamah adalah anak dari Abu Umayyah, putera Quraisy yang terkenal dengan sifat pemurahnya, yang apabila bepergian tidak memperkenankan seorangpun dari teman-temannya untuk membawa perbekalan. Abu Ummayah sendirilah yang membawa perbekalan yang cukup untuk rombongannya itu. Oleh karena itu Ummu Salamah terkenal sebagai putri si perbekalan rombongan. Suami pertamanya adalah Abu Salamah. Mereka memiliki masa lampau yang indah dalam sejarah Islam, keduanya termasuk orang yang mula-mula masuk Islam, yang kemudian bersama-sama memulai perjuangan dalam hidup mereka. Keduanya kemudian hijrah ke Habasyah, dan disanalah anak mereka lahir, yaitu Salamah. Setelah dari Habasyah, mereka hijrah ke Madinah. Ummu Salamah adalah wanita yang sabar dan tabah. Ketika Ummu Salamah, Abu Salamah dan putra mereka Salamah hendak berhijrah, mereka dihalang-halang

Sepasang Suami-Istri Teladan

oleh :Mochamad Bugi dakwatuna.com - Masyarakat Islam bagaikan bangunan kokoh. Keluarga bukan saja sebagai sendi terpenting dalam bangunan tersebut, tetapi uga menjadi unsur pokok bagi eksistensi umat Islam secara keseluruhan. Karena itu, agama Islam memberikan perhatian khusus masalah pembentukan keluarga. Perhatian istimewa terhadap pembentukan keluarga tersebut tercermin dalam beberapa hal, yaitu: Pertama, Al-Qur’an menjabarkan cukup terinci tentang pembentukan keluarga ini. Ayat-ayat tentang pembinaan keluarga termasuk paling banyak jumlahnya dibandingkan dengan ayat-ayat yang menjelaskan masalah lain. Al-Qur’an menjelaskan tentang keutamaan menikah, perintah menikah, pergaulan suami-istri, menyusui anak, dan sebagainya. Kedua, sejak dini As-Sunah telah mengajarkan takwinul usrah yang shalihah dengan cara memilih calon mempelai yang shalihah. Rasulullah saw. bersabda, “Pilihlah tempat untuk menanam benihmu karena sesungguhnya tabiat seseorang bisa menurun ke anak.” Rasulullah Suami