Hukum Merayakan Valentines Day

Sabtu, 09-Februari-2008,

Penulis: Buletin Jum’at Al-Atsariyyah

Cinta adalah sebuah kata yang indah dan mempesona yang hinggasekarang belum ada yang bisa mendefinisikan kata cinta itu sendiri.Meskipun demikian setiap insan yang memiliki hati dan pikiran yangnormal tahu apa itu cinta dan bagaimana rasanya. Maha suci Dzat Yangtelah menciptakan cinta.

Jika kita berbicara tentang cinta, maka secara hakikat kita akanberbicara tentang kasih sayang; jika kita berbicara tentang kasihsayang, maka akan terbetik dalam benak kita akan suatu hari yang setiaptahunnya dirayakan, hari yang selalu dinanti-nantikan oleh orang-orangyang dimabuk cinta, dan hari yang merupakan momen terpenting bagipara pemuja nafsu.
Sejenak membuka lembaran sejarah kehidupan manusia, maka disana adasuatu kisah yang konon kabarnya adalah tonggak sejarah asal muladiadakannya hari yang dinanti-nantikan itu. Tentunya para pembaca sudahbisa menebak hari yang kami maksud. Hari itu tak lain dan tak bukanadalah "Valentine Days" (Hari Kasih Sayang?).

Definisi Valentine Days
Para Pembaca yang budiman, mari kita sejenak menelusuri defenisiValentine Days dari referensi mereka sendiri! Kalau kita membukabeberapa ensiklopedia, maka kita akan menemukan defenesi Valentine ditiga tempat :
Ensiklopedia Amerika (volume XIII/hal. 464) menyatakan, "Tanggal14 Februari adalah hari perayaan modern yang berasal dari dihukummatinya seorang pahlawan kristen yaitu Santo Valentine pada tanggal 14Februari 270 M".

Ensiklopedia Amerika (volume XXVII/hal. 860) menyebutkan, "Yaitusebuah hari dimana orang-orang yang sedang dilanda cinta secaratradisional saling mengirimkan pesan cinta dan hadiah-hadiah. Yaituhari dimana Santo Valentine mengalami martir (seorang yang mati sebagaipahlawan karena mempertahankan kepercayaan/keyakinan)".

Ensiklopedia Britania (volume XIII/hal. 949), "Valentine yang disebutkan itu adalah seorang utusan dari Rhaetia dan dimuliakan di Passau sebagai uskup pertama".

Sejarah Singkat Valentine Days
Konon kabarnya, sejak abad ke-4 SM, telah ada perayaan hari kasihsayang. Namun perayaan tersebut tidak dinamakan hari Valentine.Perayaan itu tidak memiliki hubungan sama sekali dangan hari Valentine,akan tetapi untuk menghormati dewa yang bernama Lupercus.Acara ini berbentuk upacara dan di dalamnya diselingi penarikan undianuntuk mencari pasangan. Dengan menarik gulungan kertas yang berisikannama, para gadis mendapatkan pasangan. Kemudian mereka menikah untukperiode satu tahun, sesudah itu mereka bisa ditinggalkan begitu saja.Dan kalau sudah sendiri, mereka menulis namanya untuk dimasukkan kekotak undian lagi pada upacara tahun berikutnya.

Sementara itu, pada 14 Februari 269 M meninggalkan seorang pendeta kristen yang bernama Valentine.Semasa hidupnya, selain sebagai pendeta ia juga dikenal sebagai tabib(dokter) yang dermawan, baik hati dan memiliki jiwa patriotisme yangmampu membangkitkan semangat berjuang. Dengan sifat-sifatnya tersebut,nampaknya mampu membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap penderitaanyang mereka rasakan, karena kezhaliman sang Kaisar.

Kaisar ini sangatmembenci orang-orang Nashrani dan mengejar pengikut ajaran nabi Isa.Pendeta Valentine ini dibunuh karena melanggar peraturan yang dibuatoleh sang Kaisar, yaitu melarang para pemuda untuk menikah, karena pemuda lajang dapat dijadikan tentara yang lebih baik daripada tentarayang telah menikah. Valentine sebagai pendeta, sedih melihat pemuda yang mabuk asmara. Akhirnya dengan penuh keberanian, ia melanggar perintah sang Kaisar. Dengan diam-diam ia menikahkan sepasang anakmuda.

Pendeta Valentine berusaha menolong pasangan yang sedang jatuhcinta dan ingin membentuk keluarga. Pasangan yang ingin menikah laludiberkati di tempat yang tersembunyi. Namun rupanya, sang Kaisarmengetahui kegiatan yang dilakukan oleh pendeta tersebut, dan kaisarsangat tersinggung hingga sang Pendeta diberi hukuman penggal olehKaisar Romawi yang bergelar Cladius II. Sejak kematianValentine, kisahnya menyebar dan meluas, hingga tidak satu pelosok pundi daerah Roma yang tak mendengar kisah hidup dan kematiannya. Kakek dan nenek mendongengkan cerita Santo Valentine pada anak dan cucunya sampai pada tingkat pengkultusan !!

Ketika agama Katolik mulai berkembang, para pemimipin gereja inginturut andil dalam peran tersebut. Untuk mensiasatinya, mereka mencaritokoh baru sebagai pengganti Dewa Kasih Sayang, Lupercus. Akhirnya mereka menemukan pengganti Lupercus, yaitu Santo Valentine.
Di tahun 494 M, Paus Gelasius I mengubah upacara Lupercariayang dilaksanakan setiap 15 Februari menjadi perayaan resmi pihakgereja. Dua tahun kemudian, sang Paus mengganti tanggal perayaantersebut menjadi 14 Februari yang bertepatan dengantanggal matinya Santo Valentine sebagai bentuk penghormatan danpengkultusan kepada Santo Valentine. Dengan demikian perayaan Lupercaria sudah tidak ada lagi dan diganti dengan "Valentine Days"
Sesuai perkembangannya, Hari Kasih Sayang tersebut menjadi semacam rutinitas ritual bagi kaum gereja untuk dirayakan. Biar tidak kelihatan formal, mereka membungkusnya dengan hiburan atau pesta-pesta.

Hukum Islam tentang Perayaan Valentine Days
Dalam Islam memang disyari’atkan berkasih sayang kepada sesamamuslim, namun semuanya berada dalam batas-batas dan ketentuan Allah -Ta’ala-. Betapa banyak kita dapatkan para pemuda dan pemudi dari kalangan kaummuslimin yang masih jahil (bodoh) tentang permasalahan ini. Lebih parahlagi, ada sebagian orang yang tidak mau peduli dan hanya menuruti hawanafsunya. Padahal perayaan Hari Kasih Sayang (Valentine Days) haram dari beberapa segi berikut :

Tasyabbuh dengan Orang-orang Kafir

Hari raya –seperti, Valentine Days- merupakan ciri khas, dan manhaj (metode) orang-orang kafir yang harus dijauhi. Seorang muslim tak boleh menyerupai mereka dalam merayakan hari itu.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Ad-Dimasyqiy-rahimahullah- berkata, "Takada bedanya antara mengikuti mereka dalam hari raya, dan mengikutimereka dalam seluruh manhaj (metode beragama), karena mencocoki merekadalam seluruh hari raya berarti mencocoki mereka dalam kekufuran.Mencocoki mereka dalam sebagaian hari raya berarti mencocoki merekadalam sebagian cabang-cabang kekufuran. Bahkan hari raya adalah cirikhas yang paling khusus di antara syari’at-syari’at (agama-agama), dansyi’ar yang paling nampak baginya. Maka mencocoki mereka dalam hariraya berarti mencocoki mereka dalam syari’at kekufuran yang palingkhusus, dan syi’ar yang paling nampak. Tak ragu lagi bahwa mencocokimereka dalam hal ini terkadang berakhir kepada kekufuran secara global".[Lihat Al-Iqtidho’ (hal.186)].
Ikut merayakan Valentine Days termasuk bentuk tasyabbuh (penyerupaan) dengan orang-orang kafir. Rasululllah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

"Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum tersebut". [HR. Abu Daud dalam Sunan-nya (4031) dan Ahmad dalam Al-Musnad (5114, 5115, & 5667), Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf (19401 & 33016), Al-Baihaqiy dalam Syu’ab Al-Iman (1199), Ath-Thobroniy dalam Musnad Asy-Syamiyyin (216), Al-Qudho’iy dalam Musnad Asy-Syihab (390), dan Abd bin Humaid dalam Al-Muntakhob (848). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Musykilah Al-Faqr (24)].

Seorang Ulama Mesir,Syaikh Ali Mahfuzh-rahimahullah- berkata dalam mengungkapkan kesedihan dan pengingkarannya terhadap keadaan kaum muslimin di zamannya, "Diantaraperkara yang menimpa kaum muslimin (baik orang awam, maupun orangkhusus) adalah menyertai (menyamai) Ahlul Kitab dari kalangan orang-orang Yahudi, dan Nashrani dalam kebanyakan perayaan-perayaanmereka, seperti halnya menganggap baik kebanyakan dari kebiasaan-kebiasaan mereka. Sungguh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- dahulu membenci untuk menyanai Ahlul Kitab dalam segala urusanmereka…

Perhatikan sikap Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-seperti ini dibandingkan sesuatu yang terjadi pada manusia di hari iniberupa adanya perhatian mereka terhadap perayaan-perayaan, dan adat kebiasaan orang kafir. Kalian akan melihat ,ereka rela meninggalkan pekerjaan mereka berupa industri, niaga, dan sibuk dengan ilmu dimusim-musim perayaan itu, dan menjadikannya hari bahagia, dan harilibur; mereka bermurah hati kepada keluarganya, memakai pakaian yangterindah, dan menyemir rambut anaka-anak mereka di hari itu denganwarna putih sebagaimana yang dilakukan oleh Ahlul Kitab dari kalanganYahudi, dan Nashrani.

Perbuatan ini dan yang semisalnya merupakan buktikebenaran sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam sebuahhadits shohih, "Kalian akan benar-benar mengikuti jalan hiduporang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demisehasta sehingga andai mereka memasuki lubang biawak, maka kalian punmengikuti mereka". Kami (para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah,apakah mereka adalah orang-orang Yahudi, dan Nashrani". Beliaumenjawab, "Siapa lagi kalau bukan mereka". [HR. Al-Bukhoriy (3456) dariAbu Sa’id Al-Khudriy -radhiyallahu ‘anhu-]".[Lihat Al-Ibda’ fi Madhorril Ibtida’ (hal. 254-255)]

Namun disayangkan, Sebagian kaum muslimin berlomba-lomba dan berbangga dengan perayaan Valentine Days. Di hari itu, mereka saling berbagi hadiah mulai dari coklat, bunga hingga lebih dari itu kepada pasangannya masing-masing. Padahalperayaan seperti ini tak boleh dirayakan.Kita Cuma punya dua hari raya dalam Islam. Selain itu, terlarang !!.
Pengantar Menuju Maksiat dan Zina

Acara Valentine Days mengantarkan seseorang kepada bentuk maksiatdan yang paling besarnya adalah bentuk perzinaan. Bukankah momenseperti ini (ValentineDays) digunakan untuk meluapkan perasaan cinta kepada sang kekasih, baik dengan cara memberikan hadiah, menghabiskan waktu hanya berdua saja? Bahkan terkadang sampai kepada jenjang perzinaan.
Allah -Subhanahu wa Ta’la- berfirman dalam melarang zina dan pengantarnya (seperti, pacaran, berduaan, berpegangan, berpandangan, dan lainnya),
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk". (QS. Al-Isra’ : 32)
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
لَايَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِاِمْرَأَةٍ إِلَّا مَعَ ذِيْ مَحْرَمٍ
"Jangan sekali-sekali salah seorang kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali bersama mahram". [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (4935), dan Muslim dalam Shohih-nya (1241)] .
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
لَأَنْ يُطْعَنَ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يِمَسَّ امْرَأَةً لَاتَحِلُّ لَهُ
"Demi Allah, sungguh jika kepala salah seorang dari kalianditusuk dengan jarum dari besi, maka itu lebih baik daripada iamenyentuh wanita yang tidak halal baginya". [HR. Ath-Thabrani dalam Al-Kabir (486). Di-shahih-kan oleh syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahihah (226)]
Menciptakan Hari Rari Raya

Merayakan Velentine Days berarti menjadikan hari itu sebagai hari raya. Padahal seseorang dalam menetapkan suatu hari sebagai hari raya, ia membutuhkan dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena menetapkan hari raya yang tidak ada dalilnya merupakan perkara baru yang tercela. Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Siapa saja yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami sesuatu yang tidak ada di dalamnya, maka itu tertolak” [HR. Al-Bukhariy dalam Shahih -nya (2697)dan Muslim dalam Shahih -nya (1718)]
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka amalan tersebut tertolak”. [HR. Muslim dalam Shahih -nya (1718)]
Allah -Ta’ala- telah menyempurnakan agama Islam. Segalaperkara telah diatur, dan disyari’atkan oleh Allah. Jadi, tak sesuatuyang yang baik, kecuali telah dijelaskan oleh Islam dalam Al-Qur’an danSunnah. Demikian pula, tak ada sesuatu yang buruk, kecuali telahditerangkan dalam Islam. Inilah kesempurnaan Islam yang dinyatakandalam firman-Nya,
"Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, danTelah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itujadi agama bagimu". (QS.Al-Maidah :3 ).
Di dalam agama kita yang sempurna ini, hanya tercatat dua hari raya, yaitu: Idul Fitri dan Idul Adha. Karenanya, Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengingkari dua hari raya yang pernah dilakukan oleh orang-orang Madinah. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda kepada para sahabat Anshor,
قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُوْنَ فِيْهِمَا فِيْالجَاهِلِيَةِ وَقَدْ أَبْدَلَكُمُ اللهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا:يَوْمَ النَّحَرِ وَيَوْمَ الْفِطْرِ
“Saya datang kepada kalian, sedang kalian memiliki dua hari, kalian bermain di dalamnya pada masa jahiliyyah. Allah sungguh telah menggantikannya dengan hari yang lebih baik darinya, yaitu: hari Nahr (baca: iedul Adh-ha), dan hari fithr (baca: iedul fatri)”. [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (1134), An-Nasa`iy dalam Sunan-nya (3/179), Ahmad dalam Al-Musnad (3/103. Lihat Shahih Sunan Abi Dawud (1134)] .

Syaikh Amer bin Abdul Mun’im Salim-hafizhahullah- berkata saat mengomentari hadits ini, "Jadi,Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- melarang mereka -dalam bentukpengharaman- dari perayaan-perayaan jahiliyyah yang dikenal di sisi mereka sebelum datangnya Islam, dan beliau menetapkan bagi mereka duahari raya yang sya’i, yaitu hari raya Idul Fithri, dan hari raya IdulAdh-ha. Beliau juga menjelaskan kepada mereka keutamaan dua hari rayaini dibandingkan peryaan-perayaan lain yang terdahulu ".[Lihat As-Sunan wa Al-Mubtada’at fi Al-Ibadat (hal.136), cet. Maktabah Ibad Ar-Rahman, 1425 H]

Sungguh perkara yang sangat menyedihkan, justru perayaan ini sudah menjadi hari yang dinanti-nanti oleh sebagian kaum muslimin terutamakawula muda. Parahnya lagi, perayaan Valentine Daysini adalah untuk memperingati kematian orang kafir (yaitu SantoValentine). Perkara seperti ini tidak boleh, karena menjadi sebabseorang muslim mencintai orang kafir.

Sumber : Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 51Tahun I.

Comments

Popular posts from this blog

Doa Majelis

Kupenuhi PanggilanMu ya Allah

Jodohku-Dibalik Perjuangan Seorang Ibu "Titi Marsutji Binti Iskak" (Part 3)