Hukum bermain boneka pada anak kita

Assalamu'alaikum Wr Wb,

Ustadz Joban yg saya hormati, dari anggota IMAAM Muslimah kembali mengirimkan pertanyaan sbb:

Saya punya sedikit pertanyaan seputar mainan anak2 yaitu boneka yang lumayan mengganggu pikiran saya, saya ingin konsultasi bersama ustadz mengenai hukum anak2 main boneka boleh atau tidak beserta dalilnya.
pertanyaan:
1. Bolehkah kita memberi mainan boneka pada anak kita, seperti boneka baby,binatang dll apa hukumnya dan mohon disertakan dalil yang membolehkan atau tidaknya??
Jawab:
Sebahagain besar para ulama memubahkan (membolehkan) segala bentuk mainan untuk anak-anak (dalilnya dibawah).

2. Adakah contoh tentang anak2 perempuan main boneka di zaman Rosululloh SAW?
Jawab:
Ada, diantaranya Aishah RA (istri Rasulullah SAW) ketika masih kecil punya mainan boneka kuda-kudaan, dan oleh Nabi SAW tida dilarangnya.

3. Anak saya bicara, mama boneka khan berbentuk kok jadi seperti idol/berhala yah!
Menyikapi pertanyaan anak saya ini bagaimana saya menjelaskannya?
Jawab:
Yah, kalau kamu idolakan tidak boleh, boneka itu untuk main-main aja. Idola dan suri tauladan kita kan baginda Rasulullah SAW. Kalau kamu sampai mengidolakannya, sebaiknya jangan bermain dengan boneka itu.

4. Apabila kita sholat haruskah boneka2 itu kita taruh ditempat tersembunyi seperti box,lemari, atau closet misalnya,agar tidak mengganggu konsentrasi sholat kita?
Jawab
Kalau memang ia akan mengganggu kekhusu'an salat kita, sebaiknya disembunyikan.

5. Seorang teman mengatakan kalau dirumah kamu banyak boneka malaikat tidak akan masuk ke rumah kamu! bagaimana dengan sholat dan ibadah kamu lainnya?benarkah pernyataan itu?
Jawab
Betul kalau boneka-boneka itu dipajang, tapi kalau tidak dipajang insha Allah Malaikat Rahmat akan masuk kerumah tsb.
Note: Nanum sebaikanya anak-anak kita lebih banyak dibelikan mainan-mainan yang tidak berbentuk makluk yang bernyawa, seperti mobil-mobilah, kapal-kapalan, dsb.
Wallahu ‘alam

Dalil-dalil Mubahnya boneka untuk anak-anak
Gambar Untuk Anak Kecil
Adapun menggambar makhluk bernyawa yang diperuntukkan untuk anak kecil hukumnya adalah mubah. Kebolehannya diqiyaskan dengan kebolehan membuat patung untuk boneka dan mainan anak-anak.

Diriwayatkan dari ‘Aisyah, dia berkata, “Aku bermain-main dengan mainan yang berupa anak-anakan (boneka). Kadang-kadang Rasulullah Saw mengunjungiku, sedangkan di sisiku terdapat anak-anak perempuan. Apabila Rasulullah Saw dateng, mereka keluar dan bila beliau pergi mereka datang lagi.” [HR. Bukhari dan Abu Dawud].

Dari ‘Aisyah dituturkan bahwa, Rasulullah Saw datang kepadanya sepulang beliau dari perang Tabuk atau Khaibar, sedangkan di rak ‘Aisyah terdapat tirai. Lalu bertiuplah angin yang menyingkap tirai itu, sehingga terlihatlah mainan boneka anak-anakannya ‘Aisyah. Beliau berkata, “Apa ini wahai ‘Aisyah?” ‘Aisyah menjawab, “Ini adalah anak-anakanku” Beliau melihat diantara anak-anakanku itu sebuah kuda-kudaan kayu yang mempunyai dua sayap. Beliau berkata, “Apakah ini yang aku lihat ada di tengah-tengahnya?” ‘Aisyah menjawab, “Kuda-kudaan.” Beliau bertanya, “Apa yang ada pada kuda-kuda ini?” ‘Airyah menjawab, “Dua sayap.” Beliau berkata, “Kuda mempunyai dua sayap?” ‘Aisyah berkata, “Tidakkah engkau mendengar bahwa Sulaiman mempunyai kuda yang bersayap banyak?” ‘Aisyah berkata, “Maka tertawalah Rasulullah Saw sampai kelihatan gigi-gigi taring beliau.” [HR. Abu Dawud dan Nasa’i].

Riwayat-riwayat ini menyatakan dengan jelas, bahwa boneka baik yang terbuat dari kayu maupun benda-benda yang lain boleh diperuntukkan untuk anak-anak. Dari sini kita bisa memahami bahwa membuat boneka manusia, maupun binatang yang diperuntukkan bagi anak-anak bukanlah sesuatu yang terlarang. Demikian juga membuat gambar yang diperuntukkan bagi anak-anak juga bukan sesuatu yang diharamkan oleh syara’.

Ibnu Hazm berkata, “Diperbolehkan bagi anak-anak bermain-main dengan gambar dan tidak dihalalkan bagi selain mereka. Gambar itu haram dan tidak dihalalkan bagi selain mereka (anak-anak). Gambar itu diharamkan kecuali gambar untuk mainan anak-anak ini dan gambar yang ada pada baju.” (lihat Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah). Wallahu A’lam bi al-Shawab. [Tim Konsultan Ahli Hayatul Islam (TKAHI)]


Sumber: Ustadz M Joban

Comments

Popular posts from this blog

Doa Majelis

Kupenuhi PanggilanMu ya Allah

Perjuangan seorang ibu "Titi Marsutji Binti Iskak" (Part 1)