JIWA YANG SUCI ~..~

by RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF on Thursday, August 12, 2010 at 9:55am
Ramadhan merupakan puncak dari pesta besar yang digelar dengan bermacam-macam sajian menu yang berkualitas. Namun tidak semua orang bisa menikmati disebabkan karena sakit.

Orang yang sakit, betapapun disisinya terdapat makanan yang enak dan lezat, di rumah yang megah dan dalam mobil yang mewah tidak bisa menikmati kelezatan makanan yang disajikan.

Demikian pula pesta dalam bulan Ramadhan, Allah menyajikan imbalan kemuliaan yang berlipat bagi mereka yang beribadah dan beramal shaleh, tidak semua orang minikmati hidangan Allah itu, dikarenakan adanya penyakit ruhani yang diderita dalam dirinya, mungkin sudah akut lantaran jiwanya terkotori oleh debu-debu kemaksiatan.

Seruan kebaikan, seruan shalat, seruan berpuasa, seruan berzakat, seruan beribadah haji dan seruan berinfak di jalan Allah tidak menggetarkan sedikitpun di lubuk hatinya untuk beranjak beramal shaleh.

Rasulullah SAW bersabda:"Kalau tidak karena hati kalian ternoda dan pembicaraan (lisan) kalian yang berlebih-lebihan niscaya kalian akan mendengar apa yang aku dengar." (HR.Ahmad).

Hadits Rasulullah tersebut sengaja kami jadikan pembuka untuk mengetahui penyebab penghalangnya taufiq hidayah bagi manusia. Dalam hadits tersebut disebutkan dua faktor penyebab penghalang hidayah yaitu hati yang ternoda dan berlebih-lebihan dalam berbicara.

Oleh sebab itu, upaya menyucikan jiwa (tazkiyatun nafs) dari debu-debu yang kemaksiatan yang mengotorinya merupakan hal yang penting untuk menjadi terapi pengobatan ruhani, sehingga hati menjadi jernih dari noda, hati menjadi terang mudah mendengar seruan kebaikan, dan hati menjadi ikhlas dalam mengamalkan perintah Allah dan tuntunan Rasulullah SAW.

Allah SWT berfirman: "...dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaanNya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan merugilah orang yang mengotorinya." (QS.Asy-Syams : 7-10).

Adapun jalan menuju kesucian jiwa, seseorang harus berjuang mengendalikan nafsu syu' yang memperdayakan dirinya ke dalam kemaksiatan dan membersihkannya dengan memperbanyak istighfar, zikir, tilawah dan ibadah dengan penuh rasa takut kepada Allah sebagaimana yang di terangkan dalam firman Allah: "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebenaran Tuhannya dan menahan dirinya dari keinginan hawa nafsu, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya." (QS.An-Nazi'at : 41). Demikian pula Rasulullah SAW bersabda:"seorang pejuang (mujahid) adalah orang yang memerangi hawa nafsunya untuk (mengenal) Allah." (HR. Tir-midzi).

Ramadhan, di dalamnya Allah telah mengarunikan amalan-amalan yang istimewa yang tidak terdapat di bulan lain. Bagi yang menginginkan untuk bisa menikmati amalan-amalan yang dapat mengangkat derajat kemuliaan dan ketaqwaan tersebut, hendaknya melakukan tazkiyatun nafs, penyucian jiwa dengan berbagai amalan ibadah. Puasa yang diwajibkan akan melatih jiwa untuk membiasakan mengendalikan syahwat perut dan kemaluan (Al-Baqarah:183).

Demikian pula shalat wajib dan shalat sunnahnya, sujud, ruku', bacaan zikir dan do'anya mengingatkan supaya istiqamah dan membersihkan jiwa dari setiap takabur kepada Allah (Al-Angkabut:45). Adapun Zakat dan infaq harta di jalan Allah agar membersihkan jiwa dari sifat bakhil alias pelit dan menyadarkan kita bahwa pemilik harta yang sebenarnya adalah Allah, bukan kita (At-Taubah:103 dan (Al-Lail:18). Haji pun juga melatih kita untuk membiasakan jiwa menjahui kata-kata keji, kefasikan dan berbantah-bantahan (Al-Baqarah:197)

Dengan demikian ibadah yang diwajibkan oleh Allah di samping sebagai hal yang wajib dilakukan, juga merupakan sarana untuk menyucikan jiwa manusia. Semakin sempurna ibadah seseorang semakin terpelihara kesucian jiwanya. Maka tatkala Allah memanggilnya, serta merta terbuka hidayah untuk segera menunaikannya, dan dalam menunaikan itu menemukan kebahagian dan ketentraman. Itulah jiwa muthmainnah, jiwa yang tenang dan tenteram yang siap dipanggil Allah dengan seruannya "ya ayyuhal muthmainnah, irji'i ila rabbiki radiyatam mardhiyah, fadhuli fi ibadi, wadhuli jannati", wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan penuh keridhaan, masuklah kedalam hambaku dan masuklah ke dalam surgaku.

Subhanallah, sedemikian indahnya bagi hambanya yang mampu memelihara jiwa yang suci dari noda dan dosa. Semoga kita berada dalam golongan hamba Allah yang shaleh ini.

Waallahu A'lam

Comments

Popular posts from this blog

Doa Majelis

Kupenuhi PanggilanMu ya Allah

Jodohku-Dibalik Perjuangan Seorang Ibu "Titi Marsutji Binti Iskak" (Part 3)